1.1 Pengertian Penelitian Pusdokinfo
Penelitian adalah
terjemahan dari kata dalam bahasa Inggris yaitu
research yang berasal dari kata
“re”
artinya “kembali” dan
“to search” yang artinya mencari. Dengan demikian arti
bahasa dari research adalah “mencari kembali”. Research sering juga disebut
atau diterjemahkan sebagai “riset” atau penelitian.
Menurut Durri Andriani dalam bukunya Metodologi Penelitian mengatakan bahwa penelitian dapat diartikan
sebagai proses mengumpulkan dan menganalisis data atau informasi secara
sistematis sehingga menghasilkan kesimpulan yang sah.
Secara umum tujuan
penelitian ada tiga macam yaitu yang bersifat penemuan, pembuktian dan
pengembangan. Penemuan berarti data yang diperoleh dari penelitian itu adalah
data yang betul-betul baru yang sebelumnya belum pernah diketahui. Sedangkan
pembuktian berarti data yang diperoleh itu digunakan untuk membuktikan adanya
keragu-raguan terhadap informasi atau pengetahuan tertentu, dan pengembangan
berarti memperdalam dan memperluas pengetahuan yang ada. Maka, dapat
disimpulkan bahwa penelitian dapat memberikan pengetahuan baru kepada kita dan
juga dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Pusdokinfo adalah lembaga yang menangani pemusatan
dokumen-dokumen dan informasi yang diterbitkan dari instansi tersebut untuk
disebarluaskan kembali. Pusdokinfo adalah lembaga dengan kegiatan mengelola
yang mencakup perencanaan, pengadaan, pengolahan, penyimpanan, dan pendistribusian. Contoh lembaga yang
melakukan kegiatan mengolah tersebut diantaranya : perpustakaan, badan arsip,
PDII-LIPI, dan museum.
Jadi, penelitian pusdokinfo adalah semua
kegiatan yang berkaitan dengan pengumpulan, pengolahan dan penyimpanan informasi
dalam bidang pengetahuan yang berbentuk fakta serta menjadi milik bersama
karena dikomunikasikan sebagai bukti atau keterangan.
1.2 Ruang Lingkup Penelitian Pusdokinfo
Menurut Sri Hartinah dalam bukunya Metode Penelitian Perpustakaan menyatakan ruang lingkup Ilmu Perpustakaan dibagi
menjadi sepuluh macam :
1.
Teori, metode dan evaluasi temu kembali/balik informasi (information retrieval). Bagian ini
meliputi temu kembali informasi, transformasi informasi, artinya informasi
dapat berubah bentuk. Bentuk baru diwakili dalam berbagai bentuk yang lazim
dikenal dengan sebutan representasi informasi dan analisis informasi.
2.
Bibliometrika yaitu penerapan metode matematika informasi, komunikasi,
informasi, ilmu perpustakaan dan statistika terhadap informasi terekam, umumnya
terhadap majalah dan buku.
3.
Komunikasi ilmiah dan transfer informasi dalam dunia pengetahuan. Kajian
ini membahas proses pencetusan, pengolahan, penyebaran dan penggunaan informasi
terutama kalangan ilmuwan
4.
Rancangan bangun atau disain evaluasi sistem informasi. Sistem informasi
tidak saja perpustakaan, walaupun perpustakaan
merupakan unsur utama. Adanya berbagai informasi menuntut syarat
pembuatan disain yang sesuai dengan kepeluan badan induk serta pemakainya.
5.
Produk serta jasa informasi khusus. Informsi yang dihasilkan oleh
berbagai sistem informasi tidak saja terbatas pada penyerahan dokumen ,
melainkan juga berbagi produk informasi yang telah disesuaikan dengan
keperluwan pemakai.
6.
Komputer sebagai gawai (device)
olah informasi, khususnya yang berhubungan dengan data bibliografi.
7.
Representasi informasi mencakup pengertian indeks (berbagai jenis indeks
tradisional maupun indeks berbantuan komputer), abstrak (baik menggunakan
sistem manual maupun dengan bantuan mesin) serta transformasi informasi terekam
ke dalam bentuk representasinya, khususnya yang menyangkut data bibliografi.
8.
Pemakai serta penggunaan informasi dalam hal ini kajian terhadap
permintaan dan penggunaan informasi oleh pemakai, untuk kerja berbagai sistem
informasi (terutama perpustakaan walaupun tidak selalu) terhadap pendayagunaan
koleksi mereka untuk kepentingan pemakai, perilaku pemakai dalam mencari
informasi.
9.
Berbagai aspek informasi seperti strategi penelusuran informasi,
penerapan sistem pakar terhadap informasi.
10.
Peta ilmu perpustakaan dan informasi.
1.3 Penelitian Dilihat dari Jenisnya, Eksplanasinya, Tempatnya, Sifatnya, dan Metodenya.
a.
Dilihat Dari Jenis Datanya
Penelitian dilihat dari
jenis data nya menurut Sedarmayanti dan Syarifudin Hidayat dalam bukunya
Metodologi Penelitian mengatakan bahwa penelitian dilihat dari jenis datanya
terdapat tiga jenis yaitu kuantitatif, kualitatif dan campuran.
Sedangkan menurut Etta menyatakan bahwa berdasarkan sifat dan tujuan, ada 2 jenis penelitian ditinjau dari jenis data antara lain yaitu :
1.
Penelitian Opini (Opinion Research)
Penelitian
opini adalah penelitian terhadap fakta berupa opini atau pendapat orang
(responden) data yang diteliti dapat berupa pendapat responden secara individu
atau kelompok
Tujuan
penelitian adalah menyelidiki pandangan, persepsi, atau penilaian responden
terhadap masalah tertentu yang berupa tanggapan responden terhadap diri
responden atau kondisi lingkungan dan perubahannya.
2.
Penelitian Empiris (Empirical
Research)
Penelitian
Empiris adalah penelitian terhadap fakta empiris yang diperoleh berdasarkan observasi atau
pengalaman. Penelitian empiris umumnya lebih menekankan pada penyelidikan aspek
perilaku terhadap opini. Obyek yang diteliti lebih ditekankan pada kejadian
sebenarnya daripada persepsi orang mengenai kejadian. Studi kasus dan lapangan
serta penelitian eksperimen merupakan contoh tipe penelitian ini.
b.
Dilihat Dari Eksplanasinya
Penelitian dilihat dari
eksplanasinya di bagi menjadi tiga yaitu:
Pertama, Deskriptif adalah suatu metode
dalam pencarian fakta status sekelompok manusia, suatu obyek, suatu kondisi,
suatu sistem pemikiran ataupun suatu peristiwa pada masa sekarang dengan
interpretasi yang tepat.
Kedua, Komparatif adalah suatu
penelitian yang bersifat membandingkan.
Ketiga, Assosiatif adalah penelitian
yang mencari hubungan antara satu variabel dengan variabel lain, yaitu
simetris, kausal, dan interaktif.
c.
Dilihat Dari Tempatnya
Penelitian dilihat dari
tempatnya terdapat tiga macam yaitu laboratorium, perpustakaan, dan lapangan.
d.
Dilihat Dari Sifat Permasalahanya
Sesuai dengan tugas
penelitian, yaitu untuk memberikan, menerangkan, meramalkan dan mengatasi
permasalahan atau persoalan maka penelitian dapat pula digolongkan dari sudut
pandang ini. Menurut Nurul Zuriah dalam bukunya Metodologi Penelitian
Sosialisasi dan pendidikan menyatakan bahwa ada
delapan jenis penelitian dari perspektif ini, yaitu sebagai berikut:
1.
Penelitian Historis (Berobjek Masa Lampau)
Penelitian historis yaitu penelitian ditunjukan
kepada rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan objektif memahami
peristiwa-peristiwa masa lampau tersebut.
2.
Penelitian Deskriptif (Fakta Aktual)
Penelitian deskriptif berusaha memberikan gambaran
secara sistematis dan cermat fakta-fakta aktual dan sifat-sifat populasi
tertentu.
3.
Penelitian Perkembangan
Penelitian perkembangan meneliti tentang pola dan
proses pertumbuhan sebagai fungsi dari waktu tertentu.
4.
Penelitian kasus dan penelitian lapangan
Penelitian kasus memusatkan perhatian pada suatu
kasus secara intensif dan terperinci mengenal latar belakang keadaan sekarang
yang di permasalahkan dan dikaji dalam penelitian.
5.
Penelitian Korelasional
Penelitian korelasional biasanya dilakukan dengan
tujuan untuk melihat hubunga antardua gejala atau lebih.
6.
Penelitian Hubungan Sebab-Akibat (Kausalitas)
Penelitian kausalitas biasanya dilakukan untuk
mengkaji kemungkinan hubungan sebab-akibat antara faktor tertentu yang mungkin
menjadi penyebab gejala yang diselidiki.
7.
Penelitian Eksperimental
Penelitian yang dilakukan dengan cara melakukan
dengan cara melakukan percobaan terhadap kelompok-kelompok eksperimen.
8.
Penelitian Tindakan (Action Research)
Penelitian ini bertujuan mengembangkan keterampilan
baru untuk mengatasi kebutuhan dalam dunia kerja atau kebutuhan praktis
lainnya.
e.
Dilihat Dari Metodenya
Jenis penelitian dilihat
dari segi metodenya dibagi menjadi empat yakni penelitian historis, penelitian
filosofis, penelitian observasional, dan penelitian eksperimental.
2.1 Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
2.1.1
Pengertian Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
Menurut
Muslich Anshori dan Sri Iswati dalam
bukunya mengatakan bahwa penelitian kualitatif merupakan penelitian yang tidak
terstruktur, sedangkan penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang
terstruktur dan mengkuantifikasikan data untuk dapat digeneralisasikan.
Sedangkan
menurut Sedarmayanti dan Syarifudin
Hidayat dalam bukunya Metodologi Penelitian menyataka bahwa:
“Penelitian kualitatif / naturalistik adalah
penelitian yang dilakukan pada kondisi obyek yang alami, peneliti sebagai
instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara gabungan, data yang
dihasilkan bersifat deskriptif dan analisis data dilakukan secara induktif dan
penelitian ini lebih menekankan makna daripada generalisasi”
.
Sedangkan penelitian
kuantitatif adalah Suatu penelitian / metode yang didasari oleh falsafah
positivisme yaitu ilmu yang valid, ilmu yang dibangun dari empiris, teramati,
terukur, menggunakan logika matematika dan membuat generalisasi atas rerata.
Ada
juga yang berpendapat bahwa pada pendekatan kuantitatif, responden adalah
sumber data dan informasi, sedangkan pada pendekatan kualitatif, informatif
sebagai sumber data dan informasi.
2.1.2
Perbedaan Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Dilihat dari Aspek Ontologi, Epistimologi, dan Aksiologi
1.
Ontologi (hakikat dasar gejala sosial)
Penelitian kuantitatif
menganggap bahwa gejala sosial bersifat riil dan memiliki pola yang hampir
sama.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa gejala sosial memiliki sifat-sifat umum yang
hampir sama.
Gejala sosial disusun
melalui definisi hasil pemaknaan dan interpretasi individu secara subjektif.
2.
Epistimologi (hakikat dasar ilmu pengetahuan dan kaitan dengan nilai)
Bebas nilai. Artinya,
peneliti memiliki kebebasan dalam menentukan berbagai kriteria untuk menilai
gejala sosial atau variabel yang akan diteliti.
Penilaian peneliti ini tidak dapat dipengaruhi oleh penilaian orang lain
(responden)
Tidak bebas nilai
(subjektif). Peneliti kualitatif berupaya untuk mendefinisikan penilaian atau
pemaknaan orang lain (informan).
Peran peneliti dalam hal ini lebih bersifat pasif, artinya ia tidak memaksakan
suatu nilai tertentu kepada informan, justru ia berupaya menjelaskan bagaimana
pandangan orang lain mengenai gejala sosial tertentu.
Menemukan hukum
universal, penelitian kuantitatif berupaya mencari hukum-hukum serta pola-pola
yang bersifat universal, umum, dan dapat diberlakukan dimana saja dalam semua
konteks.
Menemukan arti
pemahaman, maksudnya penelitian kualitatif berupaya untuk memahami bagaimana
individu memaknai atau mendefinisikan gejala sosial atau objek yang berada di
dalam atau diluar darinya.
2.1.3
Subjek dan Objek Penelitian
Berikut
ini akan diberikan penjelasan tentang obyek dan subyek penelitian:
Obyek penelitian adalah
sesuatu yang dikenai penelitian atau sesuatu yang diteliti.
Dalam penelitian kuantitatif, obyek penelitian adalah variabel yang diteliti.
Subyek penelitian adalah
subyek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti.
Subjek penelitian juga bisa merupakan tempat dimana obyek (variabel) berada
atau melekat. Jika bicara tentang unit analisis, yakni subyek yang menjadi
pusat perhatian atau sasaran peneliti.
Untuk menjelaskan hal
ini, maka akan saya berikan contoh sebagai berikut: Seorang peneliti akan
meneliti tentang pengaruh harga buku terhadap penjualan buku pada tahun 2015.
Maka, dalam penelitian ini yang menjadi obyek
penelitian atau yang menjadi variabel adalah harga buku dan penjualan
buku. Sedangkan yang sebagai subyek penelitiannya adalah kaos (yang memiliki harga dan penjualan
adalah kaos). Oleh karena itu, buku tidak bisa memberikan informasi tentang
harga dan penjualan yang terjadi, maka peneliti mencari sumber data. Dalam hal
ini sumber data bisa penjual buku tersebut. Sehingga penjual buku dalam hal ini
dikatakan sebajai responden yang berperan sebagai sumber data (bukan subyek
penelitian).
2.1.4
Variabel
dan Indicator
Menurut
Sugiyono variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk
apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
Macam-macam
variabel
Menurut sugiyono dalam
bukunya Metode Penelitian
kuantitatif, kualitatif dan R & D menyebutkan bahwa macam-macam variabel
menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain maka
macam-macam variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi:
Variabel ini sering
disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, antecedent. Dalam bahasa
indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah
merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variabel dependen (terikat).
Variabel ini sering
disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia
sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel
yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.
Variabel moderator
adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat dan memperlemah) hubungan antara
variabel independen dengan dependen.
Variabel ini
merupakan variabel penyela/antara yang terletak di antara variabel independen
tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel dependen.
Variabel kontrol adalah
variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh variabel
independen terhadap dependen tidak di pengaruhi oleh faktor luar yang tidak
diteliti.
Sedangkan indikator adalah variabel
yang dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan atau kemungkinan dilakukan
pengukuran terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu. Indikator harus bersifat Sederhana, indikator
yang ditetapkan sedapat mungkin sederhana dalam pengumpulan data maupun dalam
rumus penghitungan untuk mendapatkannya. Tepat Waktu, indikator yang
ditetapkan harus dapat didukung oleh pengumpulan dan pengolahan data serta
pengemasan informasi yang waktunya sesuai dengan saat pengambilan keputusan
dilakukan. Terukur, indikator yang ditetapkan harus
mempresentasikan informasinya dan jelas ukurannya sehingga dapat digunakan
untuk perbandingan antara satu tempat dengan tempat lain atau antara satu waktu
dengan waktu lain agar memudahkan dalam memperoleh data. Bermanfaat,
indikator yang ditetapkan harus bermanfaat untuk kepentingan pengambilan
keputusan. Terpercaya,indikator yang ditetapkan harus dapat didukung
oleh pengumpulan data yang baik, benar dan teliti.
2.1.5
Permasalahan penelitian
(pengertiannya dan sumber-sumber permasalahan)
Menurut
Sugiyono masalah dapat diartikan sebagai penyimpangan antara yang seharusnya
dengan apa yang benar-benar terjadi, antara teori dengan praktek, antara aturan
dengan pelaksanaan, antara rencana dengan pelaksanaan.
Berikut ini adalah s
umber-sumber permasalahan dari penelitian:
Masalah dapat diketahui apabila terdapat hal-hal sebagai berikut:
1.
Terdapat penyimpangan antara pengalaman dan kenyataan.
2.
Terdapat penyimpangan antara apa yang telah direncanakan dengan
kenyataan.
2.2.1
Pengertian Populasi
Terdapat perbedaan yang mendasar antara
penelitian kualitatif dan kuantitatif dalam hal pengertian populasi dan sampel.
Dalam penelitian kuantitatif p
opulasi diartikan sebagai
wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek atau subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Adapun pendapat lain dalam
pengertian populasi dikatakan bahwa populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada
pada subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat
yang dimiliki oleh subyek itu.
Dari dua pendapat diatas
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa populasi merupakan obyek atau subyek yang
berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu yang berkaitan
dengan masalah penelitian. Sedangkan dalam penelitian kualitatif tidak
menggunakan istilah populasi melainkan dikatakan sebagai social situation atau situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen
yaitu : tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas (activity) yang
berinteraksi secara sinergis. Namun, tidak hanya tertuju pada social situation atau situasi sosial
saja tetapi juga bisa berupa peristi alam, tumbuh-tumbuhan, binatang, kendaraan
dan sejenisnya.
2.2.2
Sampel dan Teknik Penentuan Sampling
Sampel secara sederhana
diartikan sebagai bagian dari populasi yang menjadi sumber data sebenarnya
dalam suatu penelitian. Dengan kata lain sampel adalah sebagian dari populasi
untuk mewakili seluruh populasi. Menurut sugiyono dalam bukunya Metode Penelitian kuantitatif, kualitatif dan R
& D mengatakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Adapun pendapat lain yang mengatakan bahwa populasi adalah himpunan yang
lengkap dari satuan atau individu yang karakteristiknya ingin kita ketahui.
Menurut
Riduan ada dua jenis populasi, yaitu populasi terbatas dan populasi tidak
terbatas (tak terhingga).
Pertama, Populasi
terbatas adalah mempunyai sumber data yang jelas batas nya secara kuantitatif
sehingga dapat dihitung jumlahnya. Contoh:
-
Jumlah
penduduk kota bandung 2.500.000 jiwa
-
Jumlah 500 mahasiswa
yang mendapat beasiswa program JPS di Sumatera Barat.
-
Jumlah 1.490
guru SD di Yogyakarta mengikuti prajabatan.
Kedua, Populasi tak terbatas yaitu sumber datanya tidak
dapat ditentukan batas-batasnya sehingga relatif tidak dapat dinyatakan dalam
bentuk jumlah.
Berdasarkan sifatnya populasi dapat digolongkan
menjadi homogen dan heterogen. Populasi homogen adalah sumber data yang
unsurnya memiliki sifat yang sama sehingga tidak perlu mempersoalkan jumlahnya
secara kuantitatif. Sedangkan populasi heterogen adalah sumber data yang
unsurnya memiliki sifat atau kedaan yang berbeda (bervariasi) sehingga perlu di
tetapkan batas-batasnya, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Dengan
meneliti secara sempel diharapkan hasil yang telah diperoleh akan memberikan
kesimpulan dan gambaran yang sesuai dengan karakteristik populasi. Adapun
keuntungan menggunakan sampel antara lain:
a.
Memudahkan
peneliti karena jumlah sampel lebih sedikit dibandingkan dengan menggunakan
populasi, selain itu bila populasinya terlalu besar dikhawatirkan akan
terlewati
b.
Penelitian
lebih efisien (dalam penghematan uang, waktu, dan tenaga).
c.
Lebih teliti
dan cermat dalam pengumpulan data, artinya jika subjeknya banyak dikhawatirkan
adanya bahaya bias dari orang yang mengumpulkan data, karena sering dialami
oleh staf bagian pengumpulan data mengalami kelelahan sehingga pencatatan data
tidak akurat.
d.
Penelitian
lebih efektif, jika penelitian bersifat destruktif (merusak) yang menggunakan
spesemen akan hemat dan bisa dijangkau tanpa merusak semua bahan yang ada serta
bisa digunakan untuk menjaring populasi yang jumlahnya banyak. Sedangkan besar
kecilnya sampel yang diambil akan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
besar biaya yang tersedia, tenaga (orang) yang ada, waktu dan kesempatan
peneliti, serta peralatan yang digunakan dalam pengambilan sampel.
2.
Teknik penentuan Sampling
Teknik pengambilan
sampel atau teknik sampling adalah suatu cara mengambil sampel yang yang
representatif dari populasi. Pengambilan sampel ini harus dilakukan sedemikian
rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benar dapat mewakili dan dapat
menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Ada dua macam teknik
pengambilan sampling dalam penelitian yang umum dilakukan yaitu sebagai
berikut:
Probability sampling ialah teknik sampling untuk
memberikan peluang yang sama pada setiap anggota sampel.
Teknik ini meliputi :
1. Simpel Random sampling
Simpel random sampling
ialah cara pengambilan sampel dari anggota dengan menggunakan dari anggota
populasi dengan menggunakan acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan) dalam
anggota populasi tersebut.
2. Proportionate stratifie
random sampling
Proportionate stratifie
random sampling ialah pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak dan
berstrata secara proporsional, dilakukan sampling ini apabila anggota
populasinya heterogen (tidak sejenis).
3. Disproportionate
stratified random sampling
Disproportionate
stratified random sampling ialah pengambilan sampel dari anggota populasi
secara acak dan berstrata tetapi sebagian ada yang kurang proporsional
pembagiannya, dilakukan sampling ini apabila anggota populasinya heterogen
(tidak sejenis)
4. Area sampling (sampling
daerah/wilayah)
Area sampling ialah
teknik sampling yang dilakukan dengan cara mengambil wakil dari setiap
daerah/wilayah geografis yang ada.
B. Nonprobability Sampling
Nonprobability sampling ialah teknik sampling yang tidak
memberikan kesempatan (peluang) pada setiap anggota populasi untuk dijadikan
anggota sampel.
Teknik Nonprobability Sampling, antara lain:
Sampling sistematis
ialah pengambilan sampel didasarkan atas urutan dari populasi yang telah diberi
nomor urut atau anggota sampel diambil dari populasi pada jarak interval waktu,
ruang dengan urutan seragam.
Sampling kuota ialah
teknik penentuan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai
jumlah (jatah) yang dikehendaki atau pengambilan sampel yang didasarkan pada
pertimbangan –pertimbangan tertentu dari peneliti.
Sampling aksidental
ialah teknik penentuan sampel berdasarkan faktor spontanis, artinya siapa saja
yang secara tidak sengaja bertemu dengan peneliti dan sesuai dengan
karakteristiknya maka orang tersebut dapat digunakan sebagai sampel
(responden).
Purposive sampling yang
dikenal juga dengan sampling pertimbangan ialah teknik sampling yang digunakan
peneliti jika peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu didalam
pengambilan sampelnya atau penentuan sampel untuk tujuan tertentu. Hanya mereka
yang ahli yang patut memberikan pertimbangan untuk pengambilan sampel yang
diperlukan.
Sampling jenuh ialah
teknik pengambilan sampel apabila semua populasi digunakan sebagai sampel dan
dikenal juga dengan istilah sensus. Sampling jenuh dilakukan bila populasinya
kurang dari 30 orang.
Snowball sampling ialah
teknik sampling yang semula berjulmlah kecil kemudian anggota sampel
(responden) mengajak para sahabatnya untuk dijadikan sampel dan seterusnya
sehingga jumlah sampel semakin membengkak jumlahnya seperti (bola salju yang
sedang menggelinding semakin jauh semakin besar).
Dalam Nonprobability sampling penelitian
kualitatif, teknik sampling yang sering digunakan adalah purposive sampling dan
snowball sampling.
2.3
Teori dalam
Penelitian
Menurut Putu Laxman Pendit dalam artikel ilmiahnya yang berjudul
Penggunaan Teori dalam Penelitian Ilmu
Perpustakaan & Informasi
ia mengatakan bahwa Jika
kita bicara tentang penelitian ilmiah, maka bentuk paling kongkrit dari sebuah
teori adalah sebuah pernyataan tertulis, sebagaimana yang dapat kita baca
sebagai bagian dari sebuah buku teks atau bagian dari artikel di jurnal ilmiah.
Kita lalu mengutipnya, dan menyebut siapa penulis atau pencetusnya.
Menurut Sugiyono teori adalah alur logika atau penalaran yang merupakan
seperangkat konsep, definisi, dan proposisi yang disusun secara sistematis.
Teori juga bisa disimpulkan sebagai suatu konseptualisasi yang umum yang
diperoleh melalui cara yang sistematis dan harus dapat diuji kebenarannya.
2.3.2
Dasar pemilihan teori
Semua penelitian itu bersifat ilmiah, oleh karena itu semua peneliti
harus berbekal teori. Dalam penelitian kuantitatif, teori yang digunakan harus
sudah jelas, karena teori disini akan berfungsi untuk memperjelas masalah yang
diteliti, sebagai dasar untuk merumuskan hipotesis, dan sebagai referensi untuk
menyusun instrumen penelitian. Oleh karena itu landasan teori dalam proposal
penelitian kuantitatif harus sudah jelas teori apa yang akan dipakai. Dalam
landasan teori perlu dikemukakan deskripsi teori, dan kerangka berfikir,
sehingga selanjutnya dapat dirumuskan hipotesis dan instrumen penelitian.
2.3.3
Fungsi Teori dalam Kuantitatif dan Kualitatif
Dalam penelitian kuantitatif, teori
sangat menentukan arah penemuan kebenaran penelitian, karena teori berfungsi
sebagai sumber hipotesis dan panduan dalam pengumpulan data. Sebagai sumber
hipotesis, teori mengarahkan pengujian yang dilakukan dalam penelitian. Teori
juga berfungsi mengarahkan pengumpulan data. Data yang akan dikumpulkan
digunakan untuk menguji hipotesis yang didasarkan pada teori. Pengumpulan data
dalam penelitian kuantitatif dilakukan dengan cara mengukur. Dalam pengembangan
alat ukur, teori mengarahkan pada penetapan definisi yang jelas tentang
variabel yang hendak diukur. Butir-butir instrumen alat ukur dikembangkan
berdasarkan definisi konsep, operasional, indikator, dan kisi-kisi instrumen.
Teori ini juga didukung oleh pernyataan Sugiyono yang menyatakan Dalam
penelitian kuantitatif, teori yang digunakan harus sudah jelas, karena teori
disini akan berfungsi untuk memperjelas masalah yang diteliti, sebagai dasar
untuk merumuskan hipotesis, dan sebagai referensi untuk menyusun instrumen
penelitian.
Dan dalam kaitannya dengan kegiatan penelitian, maka fungsi teori yang
pertama digunakan untuk memperjelas dan mempertajam ruang lingkup, atau
konstruk variabel yang akan diteliti. Fungsi teori yang kedua (prediksi atau
pemandu untuk menemukan fakta) adalah untuk merumuskan hipotesis dan menyusun instrumen
penelitian, karena pada dasarnya hipotesis itu merupakan pernyataan yang
bersifat prediktif. Selanjutnya fungsi teori yang ke tiga (kontrol) digunakan
mencandra dan membahas hasil penelitian, sehingga selanjutnya digunakan untuk
memberikan saran dalam upaya pemecahan masalah.
Berdasarkan hasil
analisis data maka dapat disimpulkan bahwa penelitian pusdokinfo adalah semua
kegiatan yang berkaitan dengan pengumpulan, pengolahan dan penyimpanan informasi
dalam bidang pengetahuan yang berbentuk fakta serta menjadi milik bersama
karena dikomunikasikan sebagai bukti atau keterangan. Sedangkan pengertian penelitian kualitatif / naturalistik adalah penelitian
yang dilakukan pada kondisi obyek yang alami, peneliti sebagai instrumen kunci,
teknik pengumpulan data dilakukan secara gabungan, data yang dihasilkan
bersifat deskriptif dan analisis data dilakukan secara induktif dan penelitian
ini lebih menekankan makna daripada generalisasi. Serta penelitian kuantitatif
adalah Suatu penelitian / metode yang didasari oleh falsafah positivisme yaitu
ilmu yang valid, ilmu yang dibangun dari empiris, teramati, terukur,
menggunakan logika matematika dan membuat generalisasi atas rerata.
Adapun
pengertian obyek penelitian adalah
sesuatu yang dikenai penelitian atau sesuatu yang diteliti. Serta subyek
penelitian adalah subyek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti. Kemudian,
variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang
hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan indikator adalah variabel
yang dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan atau kemungkinan dilakukan
pengukuran terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu.
Masalah dapat
diartikan sebagai penyimpangan antara yang seharusnya dengan apa yang
benar-benar terjadi, antara teori dengan praktek, antara aturan dengan
pelaksanaan, antara rencana dengan pelaksanaan. Masalah dapat diketahui apabila
terdapat hal-hal seperti terdapat penyimpangan antara pengalaman dan kenyataan,
terdapat penyimpangan antara apa yang telah direncanakan dengan kenyataan, ada
pengaduan, dan ada kompetisi.
Sampel secara sederhana diartikan sebagai bagian dari
populasi yang menjadi sumber data sebenarnya dalam suatu penelitian. Sedangkan
populasi dalam penelitian kuantitatif diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri
atas : obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Teknik
pengambilan sampel atau teknik sampling adalah suatu cara mengambil sampel yang
yang representatif dari populasi.
Teori adalah alur logika atau penalaran yang merupakan
seperangkat konsep, definisi, dan proposisi yang disusun secara sistematis. Dalam penelitian kuantitatif, teori sangat menentukan arah penemuan
kebenaran penelitian, karena teori berfungsi sebagai sumber hipotesis dan
panduan dalam pengumpulan data. Sebagai sumber hipotesis, teori mengarahkan
pengujian yang dilakukan dalam penelitian. Teori juga berfungsi mengarahkan
pengumpulan data. Data yang akan dikumpulkan digunakan untuk menguji hipotesis
yang didasarkan pada teori. Pengumpulan data dalam penelitian kuantitatif
dilakukan dengan cara mengukur. Dalam pengembangan alat ukur, teori mengarahkan
pada penetapan definisi yang jelas tentang variabel yang hendak diukur.
Butir-butir instrumen alat ukur dikembangkan berdasarkan definisi konsep,
operasional, indikator, dan kisi-kisi instrument.
Alhamdulillah,
puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
kekuatan jasmani dan rohani, sehingga penulisan makalah ini dapat terselesaikan
dengan kemampuan dan keterbatasan yang penulis miliki. Sejalan dengan hal
tersebut kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat penulis
harapkan. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam makalah
ini. Akhirnya semoga Allah SWT memberikan kekuatan kepada kita semua, sehingga
dapat memanfaatkan ilmu yang kita miliki dan semoga makalah ini bermanfaat bagi
kita semua, amin amin ya rabbal’alamin.
Anshori, Muslich dan Sri Iswati. 2009. Buku Ajar Metodologi Penelitian Kuantitatif.
Surabaya: Airlangga University Press.
Etta
dan Sopiah. 2010. Metodologi Penelitian :
Pendekatan Praktis dalam Penelitan. Yogyakarta: Andi.
Hartinah, Sri. 2014. Metode Penelitian
Perpustakaan. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.
Riduwan. 2014. Dasar-dasar Statistik. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. 2009. Metode
Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian kuantitatif, kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Zuriah, Nurul. 2009. Metododologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara.
Etta dan Sopiah, Metodologi Penelitian : Pendekatan Praktis dalam Penelitan, Andi, Yogyakarta, 2010. hlm. 10.