Pembinaan Minat Baca melalui Lingkungan Keluarga


Pembinaan Minat Baca melalui Lingkungan Keluarga
Anak merupakan amanat dari Sang Pencipta pada orang tua, keluarga, dan masyarakat yang harus dibimbing dan dipelihara sebagai aset masa depan. Kedudukan anak sebagai ujian terjadi ketika orang tua harus berhadapan dengan bagaimana cara memperlakukan, membina dan membimbingnya agar dapat tumbuh menjadi bagian dari generasi unggul. (Sudarsana, 2010: 6.3)
Keunggulan disini meliputi keunggulan secara moral, keilmuan, serta fisiknya dan tidak menjadi generasi yang membebani orang lain. Orang tua merupakan orang yang bertanggung jawab atas pembinaan minat baca pada anak-anaknya, karena tanggung jawab ini sebagai ladang bagi orang tua dalam menanamkan akhlak yang baik sebagai dasar dalam bertindak dan berperilaku ke depannya.
Sudarsana (2010:6.3-6.4) mengemukakan mengenai pertanggungjawaban orang tua atas pembinaan minat baca anaknya dijelaskan dengan dua alasan sebagai berikut:
1.    Secara biologis, kelahiran anak berasal dari orang tuanya. Sebagai orang tua mempunyai tanggung jawab terhadap pendidikan anaknya sehingga dapat berdiri sendiri. Selain itu dalam mendidik termasuk pula tanggung jawab membina akhlak, rasa sosial, rasa kebangsaan, kecerdasan termasuk pula membina minat baca.
2.    Sifat ketidakberdayaan dan ketergantungan anak kepada orang lain, khususnya pada kedua orang tuanya. Sifat ketidakberdayaan ini yang menyebabkan orang tua bertanggung jawab kepada pendidikan anaknya termasuk dalam pembinaan minat baca.
Secara umum ada tiga lingkungan yang mempengaruhi kualitas mental dan spiritual anak yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan sosial budaya yang berhubungan dengan nilai-nilai serta norma-norma yang berlaku di masyarakat. Ketiga lingkungan tersebut saling berkaitan dalam mempengaruhi perkembangan dan pembentukan karakter anak, disamping itu mendidik anak bukan sebuah prosedur khusus ataupun sebuah kursus dengan kurikulum tertentu yang menjadikan anak sebagai peserta wajibnya.
Menurut Sudarsana (2010:6.4-6.5) mengemukakan terdapat beberapa hal yang dapat diterapkan saat mendidik anak:
1.        Membantu anak berpikir kreatif
Anak dapat dilatih berpikir kreatif dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan tertentu dan alasan tentang segala hal yang akan ditanyakan.
2.        Melatih anak berdiskusi
Orang tua membiasakan anak untuk mengungkapkan sebuah pendapat dan mengajaknya untuk menemukan alasannya, kemudian para orang tua memperlihatkan rasa keingitahuannya terhadap yang diungkapkan oleh anak.
3.    Menanamkan kebiasaan membaca
Untuk menumbuhkan minat baca pada anak, orang tua bisa melakukannya saat anak berusia empat bulan agar anak dapat merangsang aspek-aspek psikis, bukunya berupa buku bergambar yang warna-warni dan sedikit kata. Hal ini penting untuk merangsang kognisi, komunikasi, sosial, dan afeksi anak.
4.    Menghindari kesalahan memotivasi anak
Ketika orang tua membuat anak bersalah ketika tidak berbuat sesuai dengan keinginan dan berharap anak termotivasi untuk berbuat lebih baik, justru akan membuat anak tidak percaya diri. Demikian juga dengan membandingkan anak dengan orang lain yang dianggap lebih akan membuat anak merasa dirinya lemah.


                      Mendorong Anak Gemar Membaca
Kebiasaan membaca sejak dini dapat menggali bakat dan potensi anak, membaca juga memacu daya nalar dan melatih konsentrasi, mengenalkan bacaan pada anak sejak kecil dapat meningkatkan prestasi anak di sekolah. Karena itu orang tua penting untuk mengapresiasikan budaya baca pada anak dengan memberi contoh, seperti halnya orang tua dapat menumbuhkan minat baca pada anak dengan rajin mendongeng dan mengenalkan buku-buku cerita sesuai dengan usianya. Agar anak tidak bosan membaca, anak diberi buku-buku lucu dan berwarna-warni serta bacaan sesuai usianya. Pada usia 0-2 tahun anak-anak sedang pada taraf melatih motorik sehingga cara yag baik adalah orang tua aktif mendongeng untuk anak, selanjutnya pada usia 0-5 tahun anak-anak diberi buku plastik yang bisa dibawa kemana-mana ataupun buku yang berbahan kain yang menampilkan gambar hewan atau buah-buahan.
Pada awalnya anak diberi buku yang setiap halamannya berisi satu kata, kemudian berkembang diberi buku yang setiap halaman berisi satu kalimat. Mengenalkan budaya budaya membaca pada anak usia sedini mungkin akan memberi hasil yang optimal daripada menunggu anak sudah lebih besar. Selain orang tua, media massa dan pemerintah juga memegang peranan penting dalam menumbuhkan kebiasaan membaca sejak kecil. 
            Membina Minat Baca Di Usia Dini
Pertumbuhan minat baca bisa dimulai sejak bayi lahir, banyak ahli psikologi menyarankan agar bayi yang masih ada di dalam kandungan distimulasi sejak dini untuk mengenal dunia luar dengan mengajak berbicara. Para ahli psikologi dan syaraf mengemukakan bahwa pada masa bayi berada dalam kandungan maka pertumbuhan otak yang paling cepat di antara bagian tubuh yang lain. Karena itu, pada usia dini anak perlu dikenalkan dengan dunia membaca, otak mereka akan merekam isi bacaan apa pun yang disampaikan orang tua. Selain itu anak juga perlu diberikan buku-buku yang warna-warni, isinya memikat daya fantasi, dapat mengenalkan bentuk juga mengenalkan warna pada anak.
            Peran Orang Tua Dalam Membina Minat Baca
Di era pembangunan serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini, peran perpustakaan dan pusat informasi semakin dirasakan kegunaannya oleh masyarakat sebagai sumber informasi pembangunan maupun sarana belajar dan mengajar untuk meningkatkan keterampilan. Selain itu perpustakaan berperan sebagai lembaga pendidikan nonformal yang dapat memberi kesempatan kelangsungan pendidikan sepanjang hayat. 
Budaya membaca wajib dimulai sedini mungkin di lingkungan keluarga agar lebih mudah menanamkan kebiasaan yang baik dari sejak kecil agar menjadi suatu kebiasaan yang akan tertanam sampai usia selanjutnya. Dengan bacaan pada suatu cerita ataupun ilmu pengetahuan, seseorang akan timbul pemikiran baru untuk mencoba melakukan hal-hal berdampak postif. Menumbuhkan minat dan kegemaran membaca dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja, untuk itu yang paling tepat dan terbaik dimulai di lingkungan keluarga  sendiri. Peranan orang tua sangat menentukan bagi pertumbuhan minat baca anak sejak dini dalam meningkatkan disiplin belajar dirumah, dengan membaa setidaknya ada waktu merenung untuk aktif berpikir.
Seperti halnya ketika orang tua yang suka membaca akan mempunyai dampak yang positif dimana akan memacu anak untuk mengikuti jejaknya. Lingkungan anak dalam keluarga yang penuh dengan bahan bacaan seperti buku, majalah ataupun surat kabar akan merasang anak yang bersangkutan ingin mengetahui isi bahan bacaan yang ada disekitarnya. Ketika anak gemar membaca buku yang bermutu maka akan berdampak pada sikap dan perilakunya serta mendorong anak untuk menentukan cita-cita hidupnya serta menyiapkan masa depan yang cerah.
                Perpustakaan Keluarga
Minat baca dapat dapat dibina dari dalam keluarga, hal ini perpustakaan keluarga dapat berperan. Seperti halnya fungsi perpustakaan yaitu rekreatif yang bersifat hiburan. Orang tua yang ingin anaknya gemar membaca dapat memulainya dengan menunjukkan berbagai benda dirumah seperti membaca dongeng atau membacakan dongeng sebelum tidur, dengan memberikan bacaan yang menarik dan tepat maka minat baca dapat ditumbuhkan. 
Dari awal fungsi rekreatif ini dapat ditingkatkan menjadi fungsi edukatif dengan menyediakan pustaka yang menunjang kurikulum pelajaran, setelah itu dapat ditingkatkan lagi fungsinya menjadi informatif. Koleksi yang tersedia pada perpustakaan keluarga juga memberikan informasi tambahan bagi keluarga di luar pendidikan formal terutama informasi mengenai berbagai kemajuan teknologi, ilmu pengetahuan, penemuan baru, dan lainnya. Perpustakaan keluarga dapat dimanfaatkan oleh lingkungan sekitar kita, misalnya ketika tetangga memerlukan buku untuk menambah informasi maka dapat meminjamnya pada tetangganya yang mempunyai perpustakaan keluarga kemudian apabila tetangga yang terus-menerus meminjam pada keluarga yang mempunyai perpustakaan tentunya pengetahuan mereka terus bertambah namun mengakibatkan bisa berkurangnya jumlah koleksi pemilik.
Dengan adanya hal ini, kita dapat melakukan kerja sama antar keluarga yang mempunyai perpustakaan keluarga. Kita dapat menggerakkan dibentuknya perpustakaan pada setiap keluarga yang tidak perlu langsung besar dan mewah tetapi dapat memenuhi kebutuhan akan hiburan, pengetahuan dan informasi bagi keluarga yang nantinya akan menumbuhkan minat baca di kalangan keluarga.
Sudarsana (2010: 6.11) mengemukakan terdapat bebarapa kendala untuk mendirikan perpustakaan keluarga, diantaranya:
1.    Masalah dana yang berkaitan dengan penyediaan koleksi bagi perpustakaan keluarga, dalam perpustakaan kita ingin menyediakan koleksi yang bermutu dan baik serta menambah pengetahuan anggota keluarga sedangkan buku yang bermutu dan baik terkadang harga cukup mahal.
2.    Penampilan buku terkadang kurang menarik sehingga mengurangi minat untuk membacanya. Cover yang kurang kuat yang tidak tahan lama membuat enggan membelinya. Buku yang perwajahannya baik dan menarik serta sampul tebal menjadikan buku mahal dan tidak laku karena orang tidak mampu membelinya.
3.    Budaya lisan menyebabkan masyarakat lebih suka menerima informasi mengenai pengetahuam lewat komunikasi lisan akan membuat enggan membaca buku karena dianggap terlalu lama dan tidak praktis.
4.    Distribusi buku yang tidak merata di seluruh kota di Indonesia, ada buku-buku yang hanya ada di kota besar terutama buku teks dan buku yang berasal dari luar negeri.

Walaupun untuk menggerakkan masyarakat dalam membentuk perpustakaan keluarga tidak mudah, setidaknya kita dapat menggerakkan minat untuk membentuk perpustakaan keluarga, dengan memberitahukan pentingnya bacan untuk keluarga dan ketika dikumpulkan akan bermanfaat bagi seluruh keluarga. Sebuah keluarga yang memiliki pepustakaan sederhana, rapi namun menarik dan lengkap dapat membuat tetangga mereka tergerak untuk membentuk perpustakaan juga, apalagi jika perpustakaan itu berguna bagi lingkungan.
Pengelolaan perpustakaan keluarga yang dilakukan oleh seluruh keluarga didalamnya dapat menimbulkan rasa sayang dan rasa memiliki koleksi perpustakaan keluarga tersebut dan memiliki tanggung jawab untuk bersama-sama menjaganya. Ketika pada perpustakaan keluarga menyediakan buku besar untuk mencatat koleksi apa saja yang sudah dimiliki, dan sudah diberi cap atau tanda bahwa itu milik perpustakaan keluarga serta buku yang lain untuk mencatat apabila ada yang meminjam koleksi kita sehingga apabila salah satu koleksi sedang dipinjam kita mengetahui siapa yang memnjamnya dan dapat kita minta kembali sehingga meminimalisir koleksi agar tidak hilang atau berkurang. Hal ini membuat keluarga pemilik perpustakaan merasa bangga karena buku-buku yang menjadi koleksi perpustakaan dipinjam oleh orang lain.
Perpustakaan keluarga dapat menimbulkan minat baca walaupun terdapat kendala untuk mendirikannya. Tetapi dari hal-hal kecil dapat kita lakukan  dengan tidak membiarkan buku bacaan, majalah, koran, dan lainnya tergeletak disembarang tempat. Kemudian dikumpulkan menjadi satu dan disusun ditempat tertentu. Apabila hal ini menjadi kebiasaan, diharapkan hal tersebut dapat membentuk suatu perpustakaan keluarga yang berfungsi menimbulkan minat baca juga berfungsi rekreatif, edukatif, informatif bahkan penelitian untuk kepentingan keluarga khususnya dan lingkungan pada umumnya.

Pada saat ini, banyak keluarga terutama keluarga yang berpendidikan mengajak anak-anaknya ke perpustakaan umum pada hari libur atau sore hari. Kegemaran pergi ke perpustakaan ini akan menumbuhkan minat baca dikalangan anak-anak. Kecenderungan baru yang muncul yaitu penyelenggaraan persewaan buku khususnya buku-buku fiksi dikompleks perumahan sehingga banyak menarik orangtua untuk mengajak anak-anaknya menyewa buku yang diinginkan. Dengan semakin majunya desa banyak desa yang mulai merinis mendirikan perpustakaan desa, orangtua yang sadar tentang pentingnya pedidikan banyak mengajak anak-anaknya meminjam buku diperpustakaan desa. Dengan demikian peranan orang tua penting untuk menumbuh kembangkan minat baca bagi anak-anaknya.