Senin, 30 Maret 2015

Jumat, 27 Maret 2015

Ngegelandang ke Ibukota

             Sungguh pengalaman yang luar biasa, bisa backpakeran kesini. Sebenarnya keberangkatan kesini itu udah direncanain jauh-jauh hari, tapi karena ongkos yang dibutuhin itu sangat besar, soalnya kita niatnya mau naik bus yang ongkosnya sekitaran Rp 750.000 pulang pergi. Jadi saya dan 9 teman saya memutar otak buat bisa ke Jakarta tapi yang agak murahan dikit. Lalu ada usulan dari salah satu teman, gimana kalo berangkatnya pake kereta api yang tiketnya Rp 105.000 pulang pergi. Tanpa basa basi kami semua langsung mengeluarkan uang seharga tiket tersebut, tanpa memikirkan bahwa saat itu adalah akhir bulan (ma’lum anak kost). Kami langsung menentukan tanggal yang tepat untuk berangkat ke Jakarta, dan disepakati 2 minggu lagi kita capcuss ke sana. Rentang waktu 2 minggu ini kami manfaat kan untuk membuat rute perjalanan yaitu Stasiun Lempuyangan – Stasiun Pasar Senen – Masjid Istiqlal – Monumen Nasional – Museum Nasional – Perpustakaan  Nasional – dan yang terakhir Kota tua. Dan tidak lupa mengelist barang-barang yang akan dibawa kesana. Barang-barang yang kami bawa antara lain: alat mandi, payung, buku, kamera, pakaian, alat identitas dan yang terakhir adalah makanan dan minuman sebanyak mungkin, ini buat ancang-ancang kalau di Jakarta nanti makanannya mahal-mahal.
            Setelah 2 minggu lamanya menunggu, maka tibalah hari nya kami untuk berangkat ke Jakarta. Tepat pada pukul 17.00, tanggal 13 Maret 2015 kami berangkat dari stasiun lempuyangan menuju stasiun pasar senen. Sekitar 9 jam kami berada di dalam kereta sebelum akhirnya sampai di Stasiun pasar senen ± pukul 02.00. setelah turun dari kereta, hal yang kami lakukan adalah shalat, makan dan duduk termenung sembari menunggu pagi. Pukul 03.30 kami pun bergegas untuk berangkat ke Masjid Istiqlal untuk Shalat Subuh di sana. Jarak dari Stasiun Pasar Senen ke Masjid Istiqlal lumayan jauh. Karena agak jauh kami berniat untuk pergi menggunakan Busway atau Trans Jakarta namun pada saat itu halte nya belum buka, dan dengan terpaksa kami harus berjalan kaki dengan bermodalkan GPS error dan tanya-tanya ke warga sekitar, dan akhirnya sampai juga di Masjid Istiqlal pada pukul ± 04.00 yang kami lakukan disini adalah mandi, Shalat, dan makan makanan ringan yang kami bawa sebagai pengganti sarapan. setelah itu, kami bergegas untuk pergi ke Monumen Nasional pada pukul ± 06.00 dengan berjalan kaki. Yang kami kira dekat, karena Monumen Nasional tepat di belakang Masjid Istiqlal, tapi ya lumayan capek juga dan dari pada naik Bajai bisa keluar uang Rp 20.000. Jalan kaki ada untungnya juga teman, kita bisa foto-foto hal-hal yang ada disekitar kita ini contohnya kita foto di depan MABES TNI AD KOSTRAD.
MABES AD KOSTRAD
 Setelah berjalan dengan santainya sambil foto-foto, kurang dari 15 menit kami sudah sampai di icon Jakarta yaitu Monumen Nasional, yang mulai di bangun pada 17 Agustus 1961 pada masa Soekarno dan diresmikan pada 12 Juli 1975 oleh Soeharto, Monas ini memiliki ketinggian 132 M. Matahari mulai naik, kami pun segera berteduh di bawah patung Pangeran Diponegoro sedang menunggangi kuda yang beratnya sekitar 8 ton yang berada tepat di depan Monumen Nasional. Kami sekedar foto-foto dan bersenda gurau sambil membasahi tenggorokan yang sudah kering dengan air minum yang kami bawa dari Jogja.
Monas


Setelah beberapa saat hingga rasa lelah hilang, kami langsung melanjutkan perjalanan untuk melihat gedung Istana Presiden yang berada di samping Monumen Nasional, tepat diseberang jalan. Sambil menelusuri jalan, yang kami lakukan hanyalah mengambil video tentang perjalanan kami, sesekali kami berhenti sebentar dan melanjutkan perjalanan lagi dan kami melihat beberapa petugas kepolisian lalu lintas yang sedang mengatur lalu lintas serta memunguti paku-paku yang bertebaran dijalan tepat di depan Istana Negara. Karena, untuk menyeberang jalan sangat sulit dan harus memutar maka kami foto-foto di seberang jalan saja. Setelah itu, kami melanjutkan perjalanan untuk menuju ke Museum Nasional. Namun, kami tergoda untuk mengelilingi Jakarta dengan menggunakan Bus tingkat City Tour Jakarta, yang gratis bagi wisatawan. Sambil menunggu bus datang kami tidur-tiduran dulu di halte bus seperti gelandangan. Setelah menunggu lama, akhirnya bus yang kami impi-impikan pun datang. Akhirnya kami pun naik bus tersebut, dan dibawa mengelilingi Jakarta. Kami bisa melihat patung selamat datang, Bundaran HI, dan tersesat sampai Senayan, dan akhirnya kami pun turun tepat di Museum Nasional.
Istana Presiden

Tidak buang-buang waktu, kami pun langsung masuk. Nah.. untuk masuk kesini harus membeli tiket sebesar Rp. 5000, tapi kami hanya disuruh membayar sebesar Rp. 3000 rupiah saja. Dikarnakan kami berombongan dan wisatawan jauh. Murah kan....! di Meseum ini kami berkeliling-keliling sambil melihat-lihat koleksi yang ada, terdapat banyak koleksi disini yang salah satunya patung yang berumur ratusan tahun, pakaian adat dari masing-masing daerah di Indonesia, replika rumah adat, dan masih banyak lagi. Disini tidak hanya wisatawan lokal saja yang tampak, namun wisatawan asing yang sedang study tour juga ada yang salah satunya dari China. Setelah keliling-keliling cukup lama, dan dirasa pengunjung semakin banyak, kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan untuk menuju ke PERPUSTAKAAN NASIONAL.

Museum Nasional

Untuk sampai ke sana, kami pun menggunakan Bus Trans Jakarta dengan harga tiket hanya Rp. 3500 satu kali jalan. Ada pengalaman unik disini, karena salah satu teman dari kami, tertinggal di halte bus, namun ia sampai duluan di banding kami. Rupanya kemampuan supir sangat berpengaruh disini hehee. Setelah sampai tujuan yaitu PERPUSTAKAAN NASIONAL, kami pun tidak langsung masuk kesana. Yang kami lakukan hanya beristirahat sejenak di Masjid yang berada di PERPUSTAKAAN NASIONAL sambil sarapan yang sempat tertunda tadi pagi, dan jam pun menunjukan waktu Shalat Dhuhur. Setelah selesai semuanya, tepat pada pukul 13.00 kami pun langsung bergegas untuk masuk ke dalam PERPUSTAKAAN NASIONAL dengan tujuan utama yaitu membuat kartu anggota perpustakaan. Namun, keinginan kami pun harus tertunda dikarenakan antrean yang terlalu panjang dan kami pun tidak akan berlama-lama disini. Kami hanya menjelajahi seluruh ruangan yang ada saja, tanpa sempat membaca koleksi yang ada. Setelah cukup lelah, 2 jam kami naik turun mengelilingi PERPUSTAKAAN NASIONAL. kami pun bergegas untuk kembali menjelajah Ibukota, yang tujuan akhir kami adalah Kota Tua.

Perpusnas

Kami pun berjalan kaki menuju Stasiun Manggarai sekitar setengah jam dengan jarak tempuh kira-kira 5 KM, cukup bisa untuk membuat kaki sedikit keram. Setelah sampai stasiun, kami membeli tiket yang harganya hanya sekitar Rp.7000 an untuk sekali jalan. Tujuan kami adalah Stasiun Kota, yang hanya ditempuh kurang dari 15 menit menggunakan KRL. Setelah sampai Stasiun Kota, kami pun berjalan kaki menuju Kota Tua. Setelah berjalan kaki kurang dari 20 menit, akhirnya kami pun sampai di daerah Kota Tua. Ternyata ramai juga kawan, niat kami untuk bersepeda di sini harus di tunda, karena ramai sekali sehingga sulit dilalui sepeda. Kami hanya sekedar foto-foto disini dan mengelilingi pasar untuk mencari pernak-pernik untuk dibawa pulang! Tidak lupa juga untuk makan sore dengan menu Nasi Goreng yang harganya lumayan mahal yaitu Rp. 10.000 per porsi. Setelah dirasa cukup lelah dan waktu pun sudah sore, kami pun bergegas untuk kembali ke stasiun manggarai untuk menuju ke stasiun pasar senen dan untuk selanjutnya mudik ke Yogyakarta.
SELESAI....!!!!!!!
Di coba gaannn, seruuu loohh!!!! Nggak bakal nyasar kok....

Kota Tua
Monas
Perpusnas






Rabu, 25 Maret 2015

Perpustakaan Nasional


PerpusNas
Mendengarkan kata PERPUSTAKAAN NASIONAL, siapa sih calon pustakawan atau pustakawan yang nggak kepengen berkunjung kesini??? pasti pengen toh!!! Alhamdulillah aku sudah pernah kesana bersama teman-teman ALUS Assosiasi Mahasiswa Ilmu Perpustakaan, walau pun bisa di bilang nekat untuk pergi kesana. Bermodalkan GPS dan tiket kereta api yang dipegang ditangan, kami berangkat ber sepuluh untuk berkunjung ke ibukota, dengan tujuan utamanya yaitu PERPUSTAKAAN NASIONAL yang berada di Salemba. Memang harus berkorban untuk menggapai apa yang dicita-citakan oleh kami. Baik berkorban uang, jiwa, dan yang paling utama adalah fisik, karena dijakarta kita hanya sehari saja dan tidak tidur sama sekali. Nyatanya kita bisa sampai ke PERPUSTAKAAN NASIONAL, walaupun satu dari kami ketinggalan Bus Trans Jakarta.



Niat utama kami di PERPUSTAKAAN NASIONAL ini adalah untuk membuat kartu anggota. Namun, hal itu tidak bisa kami lakukan dikarenakan antrean pendaftaran sangat panjang  sekali dan waktu kami di PERPUSTAKAAN NASIONAL ini dijatah hanya 2 jam saja, karena kami harus mengunjungi tempat-tempat lain di Ibukota sebelum akhirnya pulang. Waktu 2 jam itu kami gunakan untuk menelusuri seluruh ruangan yang ada di PERPUSTAKAAN NASIONAL yang berjumlah 8 lantai, yang masing-masing lantainya memiliki ruangan yang berbeda antara lain:
a.      Lantai l (Layanan Koleksi Majalah, surat kabar dan Jurnal Mutakhir)

Seperti hal nya di perpustakaan UIN Sunan Kalijaga, lantai l PERPUSTAKAAN NASIONAL ini juga berfungsi sebagai tempat pendaftaran anggota online dan cetak kartu anggota, meja informasi dan locker. Selain itu terdapat pula kios buku dan ruangan Sekretariat Lembaga Sertifikasi Profesi Pustakawan. Disini pula terdapat Layanan Koleksi Majalah, surat kabar dan Jurnal Mutakhir serta terbitan-terbitan koleksi terbaru. Oo ya !!!, karena pada saat itu kami belum sempat membuat kartu anggota. Maka kami mengisi buku tamu dan meminjam kunci locker dengan terlebih dahulu menukarkannya dengan KTP sebagai jaminan. Setelah itu kami langsung naik untuk menjelajahi lantai demi lantai dengan lift. Pengalaman pertama kali naik lift, sedikit mual hehee..
b.      Lantai ll (Koleksi Peta dan Lukisan)
Lantai ll ini, berisi berbagai macam peta dan lukisan, terdapat katalognya juga. Tetapi waktu kami ke ruangan ini sangat sepi sekali, mungkin banyak yang tidak tertarik dengan ruangan ini. Mumpung sepi ya kita sabotase aja gaess, keren kan gaeess foto nya.

Ruang peta dan Lukisan
Ruang ini sepi tetapi ruangan sebelahnya sangat ramai, yaitu ruang Katalog. Diruangan ini berisi Katalog-katalog baik cetak maupun online (OPAC). Katalog cetak disini, ada yang sudah di bukukan dan ada juga yang masih didalam laci katalog yang terdiri dari berbagai macam katalog seperti Katalog Judul maupun Pengarang. Lantai ll ini juga biasanya digunakan para pemustaka untuk mencari data-data buku dalam OPAC dan untuk kemudian mencari bukunya di lantai atas.
Katalog
c.        Lantai lll (Layanan Koleksi Ilmu Sosial dan Humaniora dan Ilmu Terapan)
Di lantai lll ini terdapat 2 ruangan koleksi yaitu koleksi Ilmu Sosial dan Humaniora dengan no. Panggil 000-499 yang berada di Blok 3-B dan koleksi Ilmu Terapan dengan no. Panggil 500-999 berada di Blok 3-C. Untuk meminjam koleksi di sini, beda cara nya gaess, kita gak usah pusing-pusing nyari. Pustakawannya yang nyariin. asalkan kita udah dapat data-data bukunya yang udah kita cari di OPAC lantai ll. Kita langsuh kasih aja ke pustakawannya, ntar pustakawannya dengan senang hati mencarikan bukunya. Karena pelayanan disini sifatnya tertutup jadi kami gak bisa masuk ke ruang koleksinya. Jadi, gak biasa foto-foto koleksinya gaeess.
koleksi buku

d.      Lantai lV (Layanan Koleksi Audio Visual dan Layanan Koleksi Referensi, Penelitian, Tesis dan Disertasi)
Ruang layanan Koleksi Referensi
Di lantai lV ini terdapat 2 ruangan yaitu ruang Koleksi Audio Visual yang berada di Blok 4-B dan satu lagi ruangan Layanan Koleksi Referensi, Penelitian, Tesis dan Disertasi yang berada di Blok 4-C. Di ruang Audio Visual tempat nya agak sepi, yang kami lihat hanya pustakawan, beberapa orang pengunjung dan selebihnya itu komputer dan peralatan-peralatan yang kami sendiri tidak tahu cara kerjanya, katanya sih tempat membaca microfilm. Karena terasa sepi, lalu kami putuskan untuk masuk ke ruangan sebelah yaitu ruangan Layanan Koleksi Referensi, Penelitian, Tesis dan Disertasi yang isinya adalah koleksi-koleksi referensi untuk penelitian dan lain-lain. Kami merasa tua disini, karena mayoritas pemustaka yang berada disini sudah berumur lebih tua dari kami. Mungkin mereka sedan mencari referensi untuk Tesis ataupun Disertasi mereka. Karena takut cepat tua, kami langsung capcuss ke lantai V heheee..
Ruang Audio Visual
e.       Lantai V (Naskah-naskah Kuno)
Setelah sampai disini, kami malah bingung. Karena disini tidak ada orang dan pustakawannya juga tidak ada. Kami baru sadar bahwa ini adalah tempat naskah-naskah kuno, yang pastinya koleksi tidak boleh dipegang. Pantes aja sepi terus di kunci juga gaeess.  Kita capcuss ke lantai Vll aja yuk gaeesss....
f.        Lantai Vl (Buku-buku Langka )
Lah ternyata sama aja disini juga sepi gaeess gak ada siapa-siapa bahkan gak ada pustakawannya juga. Tapi pintunya terbuka gaeess, jadi bisa masuk walaupun ilegal. Jangan ditiru ya gaeess. Dan rupanya ruangan ini berisi buku-buku langka terbitan abad 18-19, gokil gaeess... ke lantai Vll yuk gaeess
g.       Lantai Vll (Koleksi Majalah Langka yang sudah terkliping)
Huuh,, dikira sepi juga, ternyata lumayan rame juga gaesss. Ruangan ini berisi majalah-majalah yang sudah langka ditemui dan sudah dibuat kliping. Kereeen kan gaeess. Ayokk ke lantai terakhir gaeess..
h.       Lantai Vlll (koleksi klipingan surat kabar langka)
Untuk dapat ke lantai Vlll ini, gak bisa menggunakan lift dan hanya bisa dilalui dengan menggunakan tangga. Alhamdulillah gak naik pake lift lagi, udah gak kuat gaeesss. Lantai ini berisi koleksi-koleksi surat kabar yang sudah lawas yang kemudian dibuat kliping. Kami sempat nanya-nanya ke Pustakawannya tentang nasib dari koleksi PERPUSTAKAAN NASIONAL yang berada di Merdeka Selatan yang masih dalam proses pembangunan 24 lantai. Kata pustakawannya koleksi yang berada di Merdeka Selatan itu di pindahkan sementara ke Blok E yang berada di samping gedung ini. tanpa basa-basi kami langsung turun dan menuju Blok E, setelah sampai disana yahhh tutup gaeess gak jadi deh lihat koleksinya + mampir keruangan ibu Welmin, deputi l PERPUSTAKAAN NASIONAL hehee. Ya udah kami tinggalkan PERPUSTAKAAN NASIONAL dan capcuss jalan-jalan lagi.
Itulah sedikit cerita dari aku dan tentang PERPUSTAKAAN NASIONAL yang berada di Jl Salemba Raya No. 28A Jakarta pusat, semoga bermanfaat. Harapannya untuk PERPUSTAKAAN NASIONAL agar lebih ditingkatkan lagi pelayanannya. Dan mudah-mudahan PERPUSTAKAAN NASIONAL yang di Jl Merdeka Selatan No. 11 pembangunannya cepat selesai dan mudah-mudahan aku bisa berkunjung kesini. amiiiinnnn.






Jumat, 20 Maret 2015

Konsep Takdir Dalam Peningkatan Mutu Sumber Daya Manusia


Konsep Takdir Dalam Peningkatan Mutu Sumber Daya Manusia
A.    Pengertian Takdir
Berasal dari bahasa Arab قدرايقدرقدر . القدر memiliki beberapa makna diantaranya adalah,الحكم (hukum), القصاء (ketetapan), “  الطاقة (daya, kekuatan), المقياس (ukuran), القصاءالموافق (ketetapan yang sesuai) dan التحديد(batasan). Semua makna ini merupakan realitas yang tidak bisa diabaikan, dan ada dalam kata “takdir”. Jadi takdir adalah hukum Allah  yang ditetapakan dalam berdasarkan daya kekuatan, ukuran, potensi, dan batasan.

B.     Macam-macam Takdir
1.      Berdasarkan berubah tidaknya:
a.       Taqdir Hatami, yaitu takdir yang tidak bisa berubah, seperti mati, kelahiran.
b.      Taqdir Ghairu  Hatami yaitu takdir yang bisa berubah.
2.      Berdasarkan waktu terjadinya:
a.       Takdir azali, yaitu segala sesuatu sebelum Allah menciptakan bumi dan langit.
b.      Takdir umri yaitu segala sesuatu yang terkait dengan manusia, seperti ketika Allah menciptakan manusia dalam rahim.
c.       Takdir hauli atau sanawi, yaitu segala yang terkait dengan malam lailatul qadr.
d.      Takdir yaumi, yaitu takdir Allah setiap hari yang terkait dengan semua peristiwa.
3.      Berdasarkan urutan ketetapan:
a.       Ilmu : takdir yang terkait dengan ilmu Allah yang mengetahui sesuatu yang  telah, sedang dan akan terjadi.
b.      Kitabah: takdir yang tertulis di Lauhul Mahfuz
c.       Musyiah: takdir Allah yang terkait dengan segala sesuatu yang  terjadi di langit dan bumi.
d.      Khalq: takdir Allah  yang terkait dengan kekuasaan-Nya untuk menciptakan sesuatu.



C.    Manusia Menyikapi Takdir
Membedakan antara qadla dan qadar: (1) Qadla merupakan ketetapan dari zaman azali dan bersifat global (ijmaliy). (2) Qadar merupakan realisasi ketetapan allah dan bersifat rinci (tafsiliy).
Takdir dianggap sebagai rahasia Allah yang tidak bisa diketahui oleh manusia, dan bahkan takdir Allah itu hanya bisa diketahui oleh manusia setelah mereka masuk surga. Tidak semua takdir Allah tidak bisa diketahui oleh manusia. Akan tetapi banyak takdir Allah yang bisa diketahui oleh manusia melalui berbagai penelitian dan penemuan-penemuan ilmiahnya tentang alam semesta, baik dalam bidang fisika, kimia, biologi, astronomi dan lain-lain.
Segala sesuatu di di alam semesta ini memiliki takdir atau hukumnya sendiri-sendiri dan saling berpengaruh membentuk hukum atau takdir yang baru. Sehingga dapat dipahami tiga hal, pertama bahwa takdir Allah itu begitu rinci, dan detail bukan global dan melekat pada setiap unsur terkecil di alam semesta, kedua takdir yang dipahami oleh para ulama sebagai qadla, sebenarnya adalah takdir, ketiga takdir selalu terus berlanjut sejak awal penciptaan sampai hari kiamat.

Takdir Allah mengenai umur, mati, rezeki  manusia mestinya tidak dipahami sebagai sesuatu yang sudah pasti dan ada begitu saja, akan tetapi harus dipahami sebagai sesuatu yang adanya dibangun oleh berbagai macam faktor yang saling berelasi dan berjalan  mengikuti dan sesuai hukum atau takdir Allah.

Rabu, 18 Maret 2015

cara Instalasi Opendocman

opendocman
FlipBook

Requires FlashPlayer

Get Adobe Flash Player
Please try the above link first. If you still encounter problems after installing the Flash Player, try this one:
Get Adobe Shockwave Player
Mobile version
Powered by FlipBook Software

Selasa, 17 Maret 2015

makalah “Masuknya Islam di India”

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejak mundur dan berakhirnya era Abbasiyah, kerajaan-kerajaan seperti Usmani-Istambul Turkey, Safawi Iran dan Mughul di India merupakan penjaga peradaban islam selanjutnya setela Bagdad dan Ummayah Cordoba. Kerajaan Mughal merupakan salah satu warisan peradaban Islam di India. Keberadaan kerajaan ini telah menjadi motivasi kebangkitan baru bagi peradaban tua di anak benua India yang nyaris tenggelam. Sebagaimana diketahui, India adalah suatu wilayah tempat tumbuh dan berkembangnya peradaban Hindu. Dengan hadirnya Kerajaan Mughal, maka kejayaan India dengan peradaban Hindu nya yang nyaris tenggelam, kembali muncul.
Di kalangan masyarakat Arab, India dikenali sebagai Sind atau Hind. Sebelum kedatangan Islam, India telah mempunyai hubungan perdagangan dengan masyarakat Arab. Ketika Nabi Muhammad SAW berhasil menyebarkan ajaran agama Islam di seluruh wilayah Arab, maka para pedagang Arab yang datang ke India juga sudah memeluk agama Islam kepada penduduk India. Pada saat Islam hadir, hubungan perdagangan antara India dan Arab masih diteruskan. Akhirnya India pun perlahan-lahan bersentuhan dengan agama Islam. India yang sebelumnya berperadaban Hindu, sekarang semakin kaya dengan peradaban yang dipengaruhi Islam.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kondisi India sebelum masuknya Islam?
2. Bagaimana masuknya Islam di India?
3. Bagaimana Pranata Sosial di India ?
4. Apa penyebab kemajuan dan kemunduran Dinasti Mughal?


BAB II
 PEMBAHASAN

1.       Kondisi India Sebelum masuknya Islam
Sekitar 6000-5000 SM bangsa Dravida datang ke India dari Asia Barat dengan kepercayaan bahwa Tuhat bersifat abstrak. Mereka kemudian dianggap sebagai bangsa asli dari India. Pada abad ke 6 datang lah bangsa Aria dari Persia dengan membawa kepercayaan bahwa Tuhan bersifat nyata, mereka menyembah api, matahari, bulan sungai, pohon, serta dewa-dewa. Untuk menyenangkan dewa-dewa, mereka menyembelih manusia sebagai kurban.
Pada dasarnya di India sendiri terdapat dua golongan yang berbeda kepercayaan. Yang pertama golongan dari Dravida yang dengan keyakinannya meyakini bahwa Tuhan bersifat abstrak dan yang kedua adalah bangsa Aria yang mempercayai bahwa Tuhan ialah sesuatu yang bersifat nyata. Akibat adanya perbedaan dalam keyakinan tersebut, terjadilah perpecahan diantara keduanya yang akhirnya dimenangkan oleh bangsa Aria. Oleh sebab itu bangsa Aria memaksa bangsa Dravida untuk menganut kepercayaan mereka. Seiring berjalannya waktu, kepercayaan ini berkembang menjadi agama Brahmana atau agama Hindu yang kita kenal sekarang ini. Agama hindu pun melahirkan beberapa kasta, yakni kasta Brahmana, kasta Ksatriya, kasta Waisa, dan kasta Sudra.
Pada tahun 599 SM lahir Mahawir yang mempeloperi lahirnya agama Jaina. Dasar dari agama Jaina ialah meninggalkan kemewahan. Seiring berjalannya waktu agama ini melebur menjadi satu ke dalam agama Hindu, kemudia pada tahun 557 SM lahir Gautama Budha di Kapilabastu, kaki gunung Himalaya yang menjadi tonggak awal berdirinya agama Budha. Isi agama Budha adalah tidak ada sistem kasta, tidak boleh hasad (dengki), harus bersifat toleran, dermawan, berfikir yang baik, sabar dengan penuh kesadaran, pekerjaan yang baik, dan menyerahkan diri kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
Kondisi politik yang terjaadi pada masa ini juga mengalami pasang surut pemerintahan. Pada masa Harshavardana, seorang penguasa besar Hindu terakhir, kerajaannya jatuh karena adanya kerusuhan diantara putra mahkota untuk memperebutkan kekuasaan. Bagian yang tersisa dari negeri ini dibagi-bagikan diantara banyaknya penguasa independendengan beragam tingkat kekuasaan dan kehormatan. Kondisi politik di masa ini ialah raja ditempatkan sebagai kepala dministrasi, bisa juga disebut sebagai diktator. Adapula menteri-menteri yang bertugas membantu dan memberi saran kepada raja dalam rangka meringankan tugas-tugas nya. Namun, seorang raja tidak terikat untuk menerima saran-saran mereka. Kerjaan juga dibagi menjadi beberapa provinsi, kepala provinsi disebut Uparika. Provinsi dibagi menjadi beberapa distrik yang disebut Vaisaya yang dipimpin oleh seorang Vaisayati. Desa merupakan unit terkecil yang dikepalai oleh seorang Panchayat.
Kondisi ekonomi pada masa inidapat dikatakan makmur. Masyarakat pada umumnya bekerja di bidang pertanian dan negara mendorong tumbuhnya industri. Bangla dan Gujarat terkenal sebagai produsen dan pengekspor barang-barang tekstil kapas.
Kondisi agama yang terdapat pada masa ini aialah terdapat tiga agama yang populer, agama tersebut adalah Hindu, Jaina, dan Budha. Dari ketiga agama itu, agama Hindu adalah agama yang paling dominan. Mayoritas raja-raja menganut agama Hindu untuk menjadikan pedoman dalam kegiatan bernegara nya.
Kondisi sosial yang terjadi adalah terbaginya masyarakat ke dalam suatu kasta-kasta. Kasta Brahmana bekerja sebagai tentara, kasta Ksatria bekerja sebagai pedang dan kasta Waisya serta Sudra berperan sebagai pemimpin.




2.  Masuknya Islam di India
A.     Tahap-tahap masuknya Islam secara informal
Sejarah awal masuknya Islam secara formal di India dapat dibagi dalam 4 tahap antara lain yaitu:
1.    Nabi Muhammad SAW
Masuknya Islam di India pada masa Nabi lebih banyak melalui jalan informal. Keterangan mengenai Islam masuk ke India hanya sedikit yang dapat diketahui. Rasulullah telah mengetahui tentang daerah India dari para pedagang yang telah lama berhubungan dagang dengan daerah tersebut.
Pada tahun 630-631 M Nabi mulai berhubungan dengan luar, dengan cara mengirim utusan dan menerima kunjungan baik dalam negeri maupun dari luar negeri. Pada masa ini, Cheraman Perumal, Raja Kadangalur dari pantai Malabar yang telah memeluk agama Islam datang mengunjungi Nabi.
2.    Khulafaur Rasyidin dan Dinasti Umayah
     Pada zaman pemerintahan Khalifah Umar bin Khatab pada tahun 637-638 M/ 15 H, pemimpin perang Usman bin Abi al-Staqafi, telah membawa tentaranya menuju Timur. Pada tahun 643-644 M/ 22 H, angkatan perangnya telah sampai di Persia. Pada saat yang sama Abu’l As Mughira menyerang Sind, tetapi kemenangan ada di pihak Sind. Karena, tenggelamnya armada laut di teluk Persia, disamping itu karena tentara Arab kurang ahli perang di laut dibanding perang di darat, maka selanjutnya invasi melalui laut dilarang oleh Khalifah Umar bin Khatab.
     Pada masa khalifah berikutnya, Usman bin Affan, telah dikirim utusan yang dipimpin oleh Hakim bin Jabalah untuk meninjau keadaan wilayah India yang luas tersebut. Khalifah terakhir dari khulafaur Rasyidin, Ali bin Abi Thalib, telah mengirim utusan dibawah pimpinan al-Harist bin Murrah al-Abdi. Semua utusan tersebut menyelidiki adat istiadat dan juga penghubung dan jalan-jalan yang akan mempermudah untuk menjangkaunya kelak. Inilah awal mula menyebarnya Islam ke India melalui jalan darat. Sejak saat itu India menjadi perhatian  dan minat orang-orang islam yang secara berangsur-angsur menjalin hubungan kesana.
3.     Dinasti Ghazni
Pada permulaan abad x M, 961-962 M, berdiri Dinasti Ghazni yang terkenal karena berani dan gagah perkasa berperang. Mulanya kerajaan ini hanya sebuah keajaan kecil dalam kerajaan Bani Saman dan nama pendirinya adalah Alptgin.
Alptgin pada mulanya adalah seorang budak yang dimiliki oleh Dinasti Samaniyahdi bawah pimpinan Abdul Malik putra mahkota kelima dalam keluarga Samaniyah. Setelah kematian tuannya dan merdeka, ia pergi ke Ghazni suatu tempat yang sangat strategis (dalam wilayah Afganistan sekarang) mengalahkan penguasanya Abu Bakr Lawik dan membangun pondasi bagi sebuah negara yang merdeka (961 M). Maka diperkuat kota itu, didirikan parit dan benteng. Pada tahun ke 14 kemerdekaannya, ia menghembuskan nafas yang terakhir dan digantikan oleh anaknya, Abu Ishaq. Dalam beberapa tahun Abu Ishaq menyusul ayahnya meninggal dunia dan digantikan oleh Sabuktgin ayah dari Sultan Mahmud yang terkenal, naik tahta pada tahun 977M.
Dalam perkembangannya Dinasti Ghazni mengalami kemajuan yang sangat pesat terutama dalam periode pemerintahan Mahmud Ghaznawi. Mahmud ghaznawi bukan saja termashur karena keahliannya dalam peperangan. Lebih daripada itu pula kemasyhurannya sebagai pujangga, penyair dan pahlawan ”pedang dan pena”. Sangat besar perhatiannya kepada perkembangan ilmu pengetahuan. Saat itu Gaznah menjadi benteng tempat berkumpulnya ahli-ahli ilmu, ulama agama, ahli fiqih dan bahasa dan ahli tasawuf dan filsafat.
Di zaman itu pula hidup Abu Nashr Al Farabi sebagai filosof dan penyair Al Firdausi. Demikian juga penyair Iran yang besar Al Anshari Al Farukhliy dan Al Asjudy.dan ahli ilmu bumi yang terkenal dan ahli pula menyelidiki pokok-pokok kebudayaan hindu, yaitu Abu Raihan Al Bairuni.
Mahmud Ghaznawi meninggal pada tahun 1030 M dalam usia 60 tahun dikota Ghazni. Banyak ahli sejarah dan bangsa Eropa mengakui kebesaran Mahmud melebihi Alexander Agung, karena Alexander setelah meninggal tidak ditemui jejaknya. Mahmud Ghaznawi meninggalkan jejak yang paling kokoh di India, yaitu pengaruh Islam dan kebudayaan yang kelak kemudian hari diikuti kerajaan-kerajaan Islam lain.
4.       Dinasti Ghuri
Muizzuddin Muhammad bin Sam atau yang lebih populer dengan nama Muhammad Ghuri menjadi penguasa Ghazni pada tahun 1173 M. Ia adalah seorang raja yang ambisius dan terbakar oleh kecintaan terhadap penakklukan dan kekuasaan.
Muhammad Ghuri adalah seorang politisi besar dan negarawan yang berpandangan jauh ke depan. Ia merealisasikan secara penuh kondisi politik India yang bobrok dan karena itu memutuskan untuk mendirikan sebuah pemerintahan permanen di sana. Tujuan dari penaklukan Ghuri adalah untuk mendapatkan suatu kekuasaan muslim permanen di India. Ia melatih banyak administrator ahli yang makin memperbesar keyakinan dan kepercayaan dirinya. Ia juga berperang melawan negara-negara Hindu secara terus-menerus selama beberapa tahun dan selama pemerintahannya ia menunjukkan kehebatan dan ketekunan yang luar biasa.
Prestasi yang dicapai oleh Dinasti Ghuri adalah perluasan daerahnya yang cukup luas. Mulai dari Lahore, yang meliputi daerah Punjab, ke Delhi yang meliputi seluruh daerah lembah sungai Gangga dan daerah Dekan. Selama kerajaan Guri di Lahore kedudukannya hanyalah sebagai sebagai sebuah kesultanan Islam yang sama tarafnya dengan Kamaharajaan Brahmana saja. Namun dengan berpindahnya kerajaan di Delhi Dinasti Ghuri menjadikan Maharaja diraja seluruh India.
Perbedaan yang mencolok antara Dinasti Ghuri dengan Dinasti Ghazni adalah Mahmud Ghazni sebagai panutan besar dalam seni dan pendidikan, sedangkan ghuri adalah prajurit biasa dan politisi. Mahmud Ghazni telah mengumpulkan banyak puisi dan para pujangga dalam lindungannya, sedang Muhammad Ghuri menunjukkan sedikit ketertarikan pada seni dan pendidikan. Ia hanya menunjukkan kemurahan hati pada para pelajar, tetapi ia tidak menunjukkan antusias dalam bidang seni dan karya tulis sebagaimana yang dilakukan Mahmud Ghuri.
B.   Masuknya Islam Secara Formal
1.    Perdagangan
Jauh sebelum bangsa yunani mengenal India (V-IV SM), Orang-orang arab sudah memiliki hubungan yang erat dengan dunia timur melalui media perdagangan. Meraka singgah di pelabuhan-pelabujan India. Ketika Islam sudah lahir di Mekah yang dibawa oleh nabi Muhammad Saw. Pada tahun 610 M, maka perdagangan –perdaganagan Arab telah menganut Islam Sehingga mereka sambil berdagang juga berdakwah.[1]
        Penaklukan Muhammad bin Qasim di India (Sind dan Multan) semakin banyak orang-orang Arab yang menetap  di sana dan melakukan perdagangan dengan orang-orang pribumi. Pusat-pusat perdagangan yang terkenal antara lain: Daibul, Pantai Malabar, pantai kalamender termasuk Ceylon, Madura, Saptagram, Chittagong, Samundar dan Akyab (sekarang Birma). Dari pelabuhan-pelabuhan tersebut di atas antara india dan arab terjalin hubungan yang lancar, saling tukar menukar komoditas pakaian katun yang bagus (Maslin), kayu Cendana, Gading Gajah, dan Lidah Buaya dari India Timur[2].  kota yang menjadi pusat perdagangan islam antara lain dari Multan, Lahroe, Delhi, ajmir, Allahabad, Lakhnuti, Gaur, Nadia, Sonargaun. Kota-kota tersebut memainkan peran penting dalam penyebaran agama islam melalui daratan.
          Bukti kuat adanya hubungan dagan antara Arab dengan India adalah ditemukannya koin mata uang pada zaman Khalifah Harun al Rasyid cetakan tahun 778 M. Di Mainamati dan Paharpur di India Timur[3].
2.    Sufi dan Mubaligh
Sejak pertama kali Islam masuk, ajaran Islam dibawa oleh alim ulama, sufi, waliullah, dan pasukan-pasukan Islam  dari Arab, Yaman, Persia, Turki, Afghanistan, dan Asia Tengah. Pengaruh ajaran Islam sangat besar terhadap kehidupan masyarakat.
Peranan waliullah dan sufi dalam menyiarkan agama Islam ditanah India sangat besar yang ditunjukan dengan banyaknya jumlah mereka yang datang ke India. Mereka termasuk golongan pertama yang menyebarkan agama Islam sebelum Islam masuk di India secara formal. Sufi yang terkenal diantarannya adalah Abu Yazid al-Bustami (wafat 872 M). Ia berguru kepada penduduk Sind selama beberapa tahun, kemudia pindah ke India Timur (chittagong). Disana ia tinggal beberapa lama dan dikenal dengan nama Bayazid Bustami. Ketiaka ia datang kewilayah itu Islam sudah ada namun tidak banyak. Ia mendirikan Khankah (pusat penyiaran agama Islam, semacam pondok pesantren). Banyak orang yang disekitarnya belajar agama dan masuk Islam.
Ada beberapa sufi yang berperang melawan penguasa atas kedzalimannya terhadap rakyat biasa seperti Shah Sultan Balokhi. Ia mengalahkan raja Balaram di Horirampur dan kekuasaan diserahkan kepada bekas menteri Balaram yang sudah masuk Islam. Kemudian Shah Sultan Balokhi datang ke Mahestan-Gor pada tahun 439 H/ 1047 M dan melawan raja Pasuram. Raja yang menyembelih anak dari seorang Muslim untuk dipersembahkan kepada dewa Kali-krali itu dapat dikalahkannya. Sufi yang membasmi Syirik itu meninggal pada tahun 447 H.
Sufi lain yang datang ke India adalah Shah Sultan Rumi. Banyak orang yang masuk islam ditangannya karena kelebihannya, yaitu ketika raja Koch memberikan minuman beracun untuk mengujinya, minuman itu diminum oleh Shah Rumi dan muridnya. Racun itu sama sekali tidak berpengaruh terhadap mereka, raja dan rakyatnya masuk Islam.
Selain yang telah disebutkan di atas, masih banyak lagi alim ulama dan sufi seperti Shah Sultan Mahisswar, Syekh Faririddin Ganj e Shakar (1176-1269 M), Syekh Bahauddin Zakariya, Syekh Nizamuddin Aulia, Syekh Syaifuddin Yanya Maneri, Syekh Nur Quthubul Alam, dan lain-lain.
3.    Perkawinan
Para ahli sejarah menuturkan bahwa kaum Muslimin yang datang ke India disamping membawa agama Islam, juga mempunyai kecakapan ilmu pengetahuan pengobatan yang mereka dapatkan dari tuntutan Hadits Rasulullah. Dari aktifitas ini banyak penduduk India yang tertarik kepada agama Islam dan juga banyak pada akhirnya terjalin hubungan perkawinan antara pasien atau keluargannya dengan orang Islam yang telah membantu menyembuhkan penyakitnya.
   Bagian terbesar orang-orang India yang masuk Islam berasal dari kalangan umat Budha dan Hindu kelas bawah bagi mereka kesederhanaan, persamaan, dan persaudaraan dalam agama, dan sistem sosial Islam sangat menarik sebagai penyelamat dari penderitaan dan tirani oleh olongan Brahmana. Meskpuin demikian, tidak sedikit juga orang-orang Hindu dari kelas atas yang masuk islam terutama melalui Perkawinan dengan Muslim[4].
3.     Pranata Sosial
1.    Politik
a.    Hubungan dengan Khalifah
Khalifah adalah pewaris Nabi saw, pemimpin masyarakat, panglima perang, pelindung, dan pelayan umat Islam. Ia memiliki dua kekuasaan, politik dan spiritual, namun tidak membuat undang-undang baru. Khalifah adalah kekuasaan politik yang memiliki daerah kekuasaan sendiri juga mempunyai kekuasaan spiritual di negara-negara Islam  seluruh dunia yang jauh dari pusat dan tidak mungkin dapat dipimpin langsung oleh khalifah.
          Sultan yang tidak mendapatkan pengakuan dari khalifah dianggap tidak sah (legitimate). Muhammad bin asim adalah utusan Hajjaj untuk menaklukan Sind. Hajaj adalah gubernur jenderal yang berkuasa di wilayah timur (al masyriq) yang bertanggung jawab kepada khalifah al-Walid II.[5]
         Sultan Mahmud, bergelar Yamid al-Daulah (Tangan Kanan Kerajaan) dan Ammin al Millah (Orang Kepercayaan Agama), dan para penggantinya adalah wakil khalifah yang resmi. Sultan Muhmmad Ghuri mendapatkan  gelar Nashiru Amirul Mukminin sebagai pengakuan dari khilafah. Mahmud membukakan pintu bagi masuknya kekuasaan Islam di India dan Ghuralah yang pertama menguasai India (sampai berdirinya kesultanan Delhi).
b.   Pemerintahan Pusat
Pada periode Dinasti Ghazni dan Ghuri tidak terdapat/dikenal ukum yang mengatur pergantian kepemimpinan. Sering seorang sultan ditentukan dengan pemilihan, tetapi kadang-kadang sultan yang seang berkuasa menentukan sendiri calon penggantinya. Pemilihan seorang sultan secara luas tergantung pada para bangsawan yang biasanya memilih berdasarkan tingkat kelayakan pribadi terhadap kepentingan Negara.
         Perwakilan khalifah di India adalah Sultan yang menerima pelimpahan kekuasaannya. Tetapi selang beberapa lama Sultan menjadi kuat dan jarak yang jauh mengakibatkan khalifah tidak lagi mungkin menerapkan kebijakannya. Karenanya sultan adalah orang yang paling penting untuk melaksanakan dan mengartikan hukum di  kerajaannya.[6] Penguasa India harus terikat pada dukungan aktif para bangsawan  (Noble). Ia juga harus mempertahankan kerjasama dengan para ulama dan ahli hukum mengingat pengaruh mereka yang kuat bagi masyarakat muslim. Para petani Hindu, kepala desa, zamindar (Tuan Tanah), dan Bhupati (Kepala Distrik)tidak dapat diabaikan.
       Sultan memiliki dewan (council) penasihat di mana ia meminta pertimbangan atas masalah-masah penting yang berkaitan dengan negara. Tetapi saran dari dewan tidak mengikatnya. Ia boleh menerima dan menolaknya[7]. Pegawai tertinggi di pemerintahan pusat adalah Wazir dan departemenya disebut Diwan-e-Wazirat. Kantor keuangan pusat berada dalam kewenangan langsung wazir, selain itu dia juga bertanggung jawab terhadap kantor-kantor lain di markas besar. Wazir memiliki seorang asisten yang disebut Naib-e-Wazir. Dia memiliki dua pegawai penting yang disebut Mushrif-e-mumalik (Akuntan Publik) dan Mustaufi-e-Mumalik (Auditor Publik). Keduanya menempati tingkatan kementrian dan memiliki hubungan langsung dengan Sultan.
         Beberapa departemen lain yang penting antara lain Diwan-e-Risalah, Diwan-e-Arz, Diwan-e-Insha. Diwane-e-Risala berurusan dengan masalah keagamaan,lembaga amal, gaji untuk penerima beasiswa, dan orang-orang mulia. Diwan-e-Arz berurusan dengan kemiliteran. Diwan-e-Insha berurusan dengan kebangsawanan.
          Pengadilan /kehakiman biasanya diatur oleh kepala Qazi (Qaziul Quzat) yang membantu Mufti menjelaskan hukum. Semua kota-kita penting memiliki Qazi untuk mengatur kehakiman. Hanya orang-orang Hind mereka diputuskan oleh Panchayat (lembaga yang dikepalai oleh seorang yang berwibawa , serius dan memiliki dedikasi yang kuat di masyarakat atau semacam badan penasehat desa). Kotwal adalah pemelihara keamanan dan ketertiban . Kantor urusan yang lain disebut Muhtasib untuk mengawasi perilaku masyarakat, untuk mengendalikan pasar dan untuk mengatur timbangan dan ukuran. Sultan tetap terhubung dengan semua aktifitas masyarakat nya melalui mata-mata. Hukuman  sangat kerasdiberikan kepada kasus-kasus kriminal. Sumber pendapatan terutama bersal dari pajak tanah yang disebut Kharaj, Zakat, Jizya, Ghanimah (harta rampasan) perang, bahan tambang, kegiatan dagang dan harta warisan.[8]
c.    Pemerintahan Daerah
           Kerajaan dibagi dalam sejumlah propinsi, masing-masing dipimpin oleh seorang Gubernur atau wali. Gubernur bertugas mengatur administrasi sipi dan militer di propinsinya. Ia membangun misi lokal dan harus memberikan bantuan mliter kepada sultan apabila diperlukan. Kantor gubernur tidak dipimpin secara turun-temurun. Penunjukan, pergantian dan perpindahan tergantung pada keinginan Sultan. Ia dibayar dari penghasilan propinsi dan etelah membayar semua keperluan administrasi sisanya masuk ke kas negara[9].
2.    Ekonomi
      Jauh sebelum Islam datang, India sudah dikenal oleh para pedagang sebagai tempat persinggahan. Mereka membawa barang dagang dari India berupa hasil bumi, hasil industri tekstil seperti pakaian tenun kain wol, kain moslin, dan kain sutera, hasil industri pewarna dan tinta, industri gula, tembaga, batu dan batu bata, dan industri kertas. Impor utama berbentuk brang mewah seperti kuda untuk orang-orang kayadan expor utama berupa berbagai hasil pertanian dan industri tekstil. Harga barang-barang sangat murah dlam kondisi damai, tetapi alam kondisi kacau naik secara tidak normal. Secara kseluruhan harga barang-barang dan berbagai keperluan lain murah pada periode ini. Tetapi standar hidup orang biasa tidak tinggi, sementara para pejabat dan pegawai hidup dalam kemewahan dan kemakmuran.
3.    Sosial
     Islam mengajarkan dunia tentang persaudaraan universal. Sering seorang yang berasal dari rakyat biasa naik keposisi tertinggi dalam pemerintahan berkat jasa-jasanya. Masyarakat muslim tidak terbagi menjadi kelompok-kelompok terpisa satu dengan lainnya meskipun terdiri atas orang-orang dari berbagai profesi yang berbeda-beda. Tidak diragukan lagi bahwa ada perbedaan ekonomi, tetapi hal ini tidak menutup seseorang dari yang lainnya. Beberapa golongan masyarakat di antaranya pegawai negeri bergaji tinggi dan pedagang besar berada dalam kondisi makmur. Sebagian besar golongan masyarakat termasuk dalam kelas menengah dan beberapa termasuk bawah.
      Kaum bangsawan mulim selama kesultanan Ghazni dan ghuri menempati tempat terkemuka dalam masyarakat. Mereka memiliki banyak pengaruh terhadap aktifitas Sultan. Bangsawan memiliki peranan penting dalam menentukan persoalan suksesi. Para bangsawan biasanya di kelompokkan dalam Khan, Malik,dan Amir. Para bangsawan berasal dari beragam bangsa seperti Turkey, Arab, Afganista, Abisinia, Mesir, orang-orang Jawa dan India. Sebagian besar kaum bangsawan ini memulai karir sebagai budak.
        Sultan mendapatkan banyak budak. Beberapa budak naik keposisi tertinggi berkat jasa dan kemampuanya. Pada awalnya para budak berguna bagi negara , tetapi kemudian mereka menjadi ancaman bagi kelangsungan negara dan bahkan mengakibatkan kejatuhannya.[10]
a.    Kondisi Umat Hindu
      Masyarakat Hindu terbagi dalam beberapa kelompok terpisah. Sistem kasta menjadi semakin kaku dan tirani para Brahmana terhadap Sudra dan masyarakat tak mampu semakin tidak dapat ditolerir. Dalam keadaan tersebut cahaya islam muncul di ufuk India. Semangat kesamaan, toleransi, dan keadilan sosial menarik hati sejumlah besar masyarakat Hindu yang tertindas untuk memasuki Islam. Masyarakat hindu diperlakukan secara adil. Statuas mereka harus termasuk golongan yan harus diperhatikan dan lindungi. Banyak orang Hindu yang mendapatkan pekerjaan yang baik seperti di kantor gubernur atau komando dalam tentara.
      Muhammad bin Qasim melakukan akomodasi politik terhadap tokoh-tokoh masyarakat setempat. Para brahmana diberi fasilitas yang sama bahkan ekstra fasilitas. Posisi-posisi mereka dalam pemerintahan diaktifkan lagi, bahkan kaum oposisi yang lari pada waktu perang dan bersembunyi diberi kembali jabatannya. Pada masa Dahir, para Brahmana dan pemuka agama menikmati 3% dari hasil bumi, bin Qasim memberikan hal yang sama kepada mereka[11].
b.   Posisi wanita
           Ketergantungan wanita kepada suaminya merupakan iri khusus dalam kehidupan sosial diantara umat Hindu dan Muslim di India. Adat istiadat awanita beragam menurut kelasnya masing-masing, beberapa wanita kelas atas menunjukkan perhatian mendalam terhadap seni dan ilmu pengetahuan. Wanita desa biasanya terserap dalam tugas-tugas rumah tangga mereka. Sistem Purda tela biasa baik di kalangan hindu maupun Muslim kecuali di beberapa kota pesisir pantai. Pernikahan dini dan praktek sati sedang digemari di kalangan orang Hindu. Islam yang pertama kali meninggikan martabat wanita. Adat sati daho, istri ikut membakar diri bersama jasad suaminya, sedikit demi sedikit dikurangi dan akhirnya hilang.
c.  Gerakan Bakti
        Ketika penyebaran agama Islam terjadi secara cepat dan meluas, timbul kekhawatiran di kalangan umat Hindu bahwa ajaran agama Hindu akan lenyap. Maka timbul gerakan bhakti yang dimaksudkan untuk membendung cepatnya penyebaran agama Islam. Gerakan Bhakti ini merupakan intisari dari ajaran Islam, Hindu, Budha.
       Pelopor Gerakan Bhakti di India adalah Shankaracharya (788-820 M). Gerakan ini dikembangkan oleh Ramand, tokoh terbesar dalam Gerakan Bhakti, ajaran yang dibawanya terdiri atas 80% dari Islam, sisanya dari intisari Hindu, dan Budha. Gerakan Bhakti antara lain menghilangkan sistem kasta.[12]
4.    Asimilasi Budaya
1.    Ilmu Pengetahuan
       Dalam bidang ilmu pengetahuan, hubungan Islam dengan India terjalin dengan baik dan terjadi pertukaran budaya antara keduanya. Banyak buku India yang diterjemahkan ke dalam bahasa Arab pada abad ke-8 M. Pada saat itu para Ilmuwan Arab dikirim ke Indis untuk mempelajari Ilmu-Ilmu yang ada di India. Di lain pihak ilmuwan-ilmuwan India diundang ke Bagdad supaya para Ilmuwan Arab mengenal ilmu-ilmu yang ada di India seperti menurut keterangan Amir Khusru bahwa ahli astronomi Arab, Abu Manshar, belajar di Benaras, pusat kebudayaan Hindu, selama sepuluh tahun dan Abu Yazid-al Bustani pernah tinggal di Sind dan berguru kepada penduduk pribumi. Pada masa Umayyah dan Abbasiah banyak orang-orang Hindu yang menterjemahkan buku-buku dari bahasa Sansekerta ke bahasa Arab. Buku Shiddanta yang dikarang oleh brahma Gupta, dalam bahasa Arab diberi nama Tariche Sind Wa Hind. Buku tentang ertika, magic, kimia, dan ilmu politik banyak diterjemahkan dari India kedalam bahasa arab, Ilmu musik juga diterjemahkan kedalam bahasa Arab dari India[13].
2.    Seni dan Bangunan
     Bangunan-bangunan yang didirikan oleh Sultan antara lain istana kerajaan, benteng, masjid, tugu-tugu orang besar, perlindungan bagi orang-orang miskin. Dalam rancangan bangunannya, merupakan campuran gaya Siria, Bizantium, Mesir, dan Iran, sedangkan detilnya Hindu, Jaina atau Budha.
     Kontak antara Islam dan Hindu menghasilkan evaluasi gaya yang kadang-kadang disebut Indo-Muslim. Arsitektur Indo-Muslim adala arsitektur Muslim yang menampilkan detail sifat-sifat tertentu dari seni bangunan Hindu. Semakin banyak ahli muslim memasuki India, pengaruh Hindu semakin berkurang sedikit demi sedikit.
3.    Bahasa
        Pada zaman Dinasti Ghaznawi dan Ghuri, para Sultan berbahasa Turki di istana, sedangkan di kantor berbahasa Persi. Para tentara , ketika berbelanja ke pasar mengalami kesulitan (masyarakat memakai bahasa Prakrit dan Sansekerta) akhirnya lahir bahasa baru yaitu Urdu sedangkan pengaruh islam dalam bahasa sansekerta melahirkan bahasa Bangla.[14]

C. Kerajaan Mughal (1526-1858)
      Mughal terletak di India dan merupakan salah satu kerajaan atau pemerintahan yang berjasa dalam perkembangan Islam di India. Islam masuk ke India pada tahun 15 sesudah wafatnya Nabi Muhammad SAW sampai pada abad 18. Sedangkan awal kekuasaan Islam di India terjadi pada masa khalifah al-Walid dari Bani Umayyah, yang kemudian dilanjutkan Ghaznawiyah yang mampu menaklukan kerajaan Hindu sekitar tahun 1020 M. Sebelum kerajaan Mughal ini ada beberapa pemerintahan yang ada di India, yaitu Dinasti Guri (1173-1206 M), Kerajaan Mamluk (1206-1290 M), Dinasti Khiljia (1290-1320 M), Tugluq (1230-1412 M) dan Lody (1415-1526 M) yang kesemuanya disebut kesultanan Delhi.  Mughal adalah sebuah dinasti yang diperintah oleh raja-raja yang berasal dari Asia Tengah, Keturunan Timur Lenk, seorang Turki-Mongol yang lahir di Kesh (sekarang Syahr-i-sabz) pada tahun 1336. Ia dinilai sebagai seorang pemberani dan Muslim fanatik. Timur Lenk pertama kali melakukan penyerangan ke India pada tahun 1398. Meskipun ia tidak begitu berambisi untuk menguasainya. Karena itu ia mengangkat Khizer Khan sebagai Gubernur di Multan sebagai wakilnya di India. Setelah Timur Lenk meninggal dunia pada usia 70 tahun (1405 M), anaknya Shah Rukh Mirza menjadi penggantinya. Penaklukan India yang sesungguhnya baru dilakukan oleh Zahiruddin Muhammad atau Babur (1482-1530 M salah satu cucu Timur Lenk).
                            Penguasa Mughal Di India

No
Nama
Tahun
1
Zahiruddin Babur
1526-1530
2
Humayun
1530-1556
3
Akbar Syah
1556-1605
4
Jahangir
1605-1627
5
Syah Jehan
1627-1658
6
Aurangzeb
1658-1707
7
Bahadur Syah
1707-1712
8
Jihadur Syah
1712-1713
9
Farruk Siyar
1713-1719
10
Muhammad
1719-1740
11
Ahmad Syah
1748-1754
12
Alamgir II
1754-1759
13
Alam II
1759-1806
14
Akbar II
1806-1837
15
Bahadur Syah II
1837-1858



             Penguasa-Penguasa di atas merupakan padsyah, yaitu penguasa mutlak yang tidak bisa digantikan siapapun selama masih hidup. Tidak seorangpun yang dapat mengkritik kekuasaan raja.

Kemajuan Masa Kerajaan Mogul
         Selain memperkenalkan Islam pada India, mogul juga berjasa dalam pengembangan bidang, pendidikan, keagamaan dan seni lukis, musik dan arsitektur. Di bidang pendidikan kita akan mengenal khanqah atau pesantren yang dipimpin ulama atau wali. Selain banyaknya khanqah , masa mogul ini juga identik dengan iklim pendidikan yang sangat mendukung terbukti dengan banyaknya para penulis diantaranya Ghulbadan Bagun yang menulis Biografi Humayun, Jahan Ara yang menulis Munis al-arwah. Hal ini juga berkembang pada masa Akbar , dimana banyaknya buku yang muncul antara lain Tarikh Alfi (Sebuah buku sejarah), Tuzk-i Baburi (Menguraikan kehidupan Babur), Akbar Nameh (Biografi Akbar), Ainil Akbar (Pemikiran Akbar). Muntakib At Tawarikh (Sebuah buku Sejarah).





Kemunduran Masa Kerjaan Mogul
Kemunduran Mogul dimulai pada awal 1754-1759 M dimana para pejabat mulai memperhatikan kepentingannya sendiri bukan untuk mementingkan kerajaan dan masyarakatnya. Hal seperti ini mempengaruhu stabilitas di bidang-bidang lainnya semacam di bidang administrasi yang sistemnya mulai kacau balau. Hal ini diperparah dengan kedatangan bangsa asing, seperti Inggris. Sebab-sebab lain yang menyebabkan kemunduran kerajaan Mogul adalah:
-    Terjadinya stagnasi pembinaan militer sehingga operasi militer Inggris di wilayah pantai tidak dapat dipantau
-    Kemerosotan moral dan hidup mewah di kalangan elite politik yang mengakibatkan pemborosan dan penggunaan uang negara
-    Pendekatan Aurengzeb yang terkesan kasar dalam mendakwahkan agama
-    Pewaris tahta pada paaroh terakhir adalah pribadi-pribadi lemah













BAB III
 PENUTUP
A.   Kesimpulan
                                Sekitar 6000-5000 SM bangsa Dravida datang ke India dari Asia Barat dengan kepercayaan bahwa Tuhat bersifat abstrak. Mereka kemudian dianggap sebagai bangsa asli dari India. Pada abad ke 6 datang lah bangsa Aria dari Persia dengan membawa kepercayaan bahwa Tuhan bersifat nyata, seiring bergulirnya waktu terjadilah perpecahan diantara keduanya yang akhirnya dimenangkan oleh bangsa Aria. Oleh sebab itu bangsa Aria memaksa bangsa Dravida untuk menganut kepercayaan mereka. Seiring berjalannya waktu, kepercayaan ini berkembang menjadi agama Brahmana atau agama Hindu yang kita kenal sekarang ini. Agama hindu pun melahirkan beberapa kasta, yakni kasta Brahmana, kasta Ksatriya, kasta Waisa, dan kasta Sudra. Pada tahun 599 SM lahir Mahawir yang mempeloperi lahirnya agama Jaina. Dasar dari agama Jaina ialah meninggalkan kemewahan. Seiring berjalannya waktu agama ini melebur menjadi satu ke dalam agama Hindu, kemudia pada tahun557 SM lahir Gautama Budha di Kapilabastu, kaki gunung Himalaya yang menjadi tonggak awal berdirinya agama Budha.
 Ada 2 tahap masuknya Islam di India yaitu melalui formal dan informal, Sejarah awal masuknya Islam secara formal di India dapat dibagi dalam 4 tahap yaitu melalui Nabi Muhammad SAW Pada tahun 630-631 M, Nabi mulai berhubungan dengan luar, dengan cara mengirim utusan dan menerima kunjungan baik dalam negeri maupun dari luar negeri. Pada masa ini, Cheraman Perumal, Raja Kadangalur dari pantai Malabar yang telah memeluk agama Islam datang mengunjungi Nabi. Melalau Khulafaur Rasyidin dan Dinasti Umayah Usman bin Affan, telah dikirim utusan yang dipimpin oleh Hakim bin Jabalah untuk meninjau keadaan wilayah India yang luas tersebut.. Inilah awal mula menyebarnya Islam ke India melalui jalan darat. Sejak saat itu India menjadi perhatian  dan minat orang-orang islam yang secara berangsur-angsur menjalin hubungan kesana. Mahmud Ghaznawi meninggal pada tahun 1030 M dalam usia 60 tahun dikota Ghazni. Banyak ahli sejarah dan bangsa Eropa mengakui kebesaran Mahmud melebihi Alexander Agung, karena Alexander setelah meninggal tidak ditemui jejaknya. Mahmud Ghaznawi meninggalkan jejak yang paling kokoh di India, yaitu pengaruh Islam dan kebudayaan yang kelak kemudian hari diikuti kerajaan-kerajaan Islam lain. Muizzuddin Muhammad bin Sam atau yang lebih populer dengan nama Muhammad Ghuri menjadi penguasa Ghazni pada tahun 1173 M. Muhammad Ghuri adalah orang yang ambisius dan menginginkan tanah India menjadi tanah Muslim atas kegagahanya dan penakhlukan yang dimana-mana banyak daerah jajahan yang menjadi Islam. Sedangkan informal melalui perdagangan yang dilakukan oleh orang india dan arab, dibawa oleh alim ulama, sufi, waliullah, dan pasukan-pasukan Islam  dari Arab, dan perkawinan antara orang india Hindu dan Muslim         
              Sultan yang tidak mendapatkan pengakuan dari khalifah dianggap tidak sah (legitimate). Muhammad bin asim adalah utuan Hajjaj untuk menaklukan Sind. Hajaj adalah gubernur jenderal yang berkuasa di wilayah timur (al masyriq) yang bertanggung jawab kepada khalifah al-Walid II. Perwakilan khalifah di India adalah Sultan yang menerima pelimpahan kekuasaannya. Tetapi selang beberapa lama Sultan menjadi kuat dan jarak yang jauh mengakibatkan khalifah tidak lagi mungkin menerapkan kebijakannya. Kerajaan dibagi dalam sejumlah propinsi, masing-masing dipimpin olqeh seorang Gubernur atau wali. Gubernur bertugas mengatur administrasi sipi dan militer di propinsinya. Jauh sebelum Islam datang, India sudah dikenal oleh para pedagang sebagai tempat persinggahan. Mereka membawa barang dagang dari India berupa hasil bumi, hasil industri tekstil seperti pakaian tenun kain wol, kain moslin, dan kain sutera, hasil industri pewarna dan tinta, industri gula, tembaga, batu dan batu bata, dan industri kertas.
                          Mughal terletak di India dan merupakan salah satu kerajaan atau pemerintahan yang berjasa dalam perkembangan Islam di India. Islam masuk ke India pada tahun 15 sesudah wafatnya Nabi Muhammad SAW sampai pada abad 18. Selain memperkenalkan Islam pada India, mogul juga berjasa dalam pengembangan bidang, pendidikan, keagamaan dan seni lukis, musik dan arsitektur. Sebab-sebab lain yang menyebabkan kemunduran kerajaan Mogul adalah:
·     Terjadinya stagnasi pembinaan militer sehingga operasi militer Inggris di wilayah pantai tidak dapat dipantau
·         Kemerosotan moral dan hidup mewah di kalangan elite politik yang mengakibatkan pemborosan dan penggunaan uang negara.
·         Pendekatan Aurengzeb yang terkesan kasar dalam mendakwahkan agama
·         Pewaris tahta pada paaroh terakhir adalah pribadi-pribadi lemah

B.    Saran
                               Kami tahu bahwa makalah yang kami susun ini belum lah sempurna, maka dari itu kami mohon memberikan kritik dan saran terhadap makalah kami ini agar kami dapat membuat makalah yang jauh lebih baik daripada ini. Terimakasih.

“DINASTI TURKI USTMANI”

Oleh Kelompok 9 :                Bastian Diaz M          (131400)
                                                Faizuddin A               (13140062)
                                                Fajar Gumilar           (13140065)

Kelas                           :           Ilmu Perpustakaan – B


Ilmu Perpustakaan dan Informasi
Fakultas Adab dan Ilmu Budaya
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
2014



[1] Ibid., 40
[2] Ibid., 42
[3] Ibid, 43
[4] Ibid., 47
[5] Ibid., 48
[6] Ibid., 49
[7] Ibid., 50
[8] Ibid., 51
[9] Ibid., 52
[10] Ibid., 54
[11] Ibid., 55
[12] Ibid., 56
[13] Ibid., 58
[14] Ibid., 60