Contoh Makalah Metodologi Penelitian

Posted by Fajar Gumilar Rizqi fauzi on 00.50 with No comments
BAB I
PENDAHULUAN


1.      Pendahuluan
1.1  Pengertian Penelitian Pusdokinfo
                 Penelitian adalah terjemahan dari kata dalam bahasa Inggris yaitu research yang berasal dari kata “re” artinya “kembali” dan “to search”  yang artinya mencari. Dengan demikian arti bahasa dari research adalah “mencari kembali”. Research sering juga disebut atau diterjemahkan sebagai “riset” atau penelitian.[1] Menurut Durri Andriani dalam bukunya Metodologi Penelitian  mengatakan bahwa penelitian dapat diartikan sebagai proses mengumpulkan dan menganalisis data atau informasi secara sistematis sehingga menghasilkan kesimpulan yang sah.[2]
Secara umum tujuan penelitian ada tiga macam yaitu yang bersifat penemuan, pembuktian dan pengembangan. Penemuan berarti data yang diperoleh dari penelitian itu adalah data yang betul-betul baru yang sebelumnya belum pernah diketahui. Sedangkan pembuktian berarti data yang diperoleh itu digunakan untuk membuktikan adanya keragu-raguan terhadap informasi atau pengetahuan tertentu, dan pengembangan berarti memperdalam dan memperluas pengetahuan yang ada. Maka, dapat disimpulkan bahwa penelitian dapat memberikan pengetahuan baru kepada kita dan juga dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Pusdokinfo adalah lembaga yang menangani pemusatan dokumen-dokumen dan informasi yang diterbitkan dari instansi tersebut untuk disebarluaskan kembali. Pusdokinfo adalah lembaga dengan kegiatan mengelola yang mencakup perencanaan, pengadaan, pengolahan, penyimpanan,  dan pendistribusian. Contoh lembaga yang melakukan kegiatan mengolah tersebut diantaranya : perpustakaan, badan arsip, PDII-LIPI, dan museum.[3]
Jadi, penelitian pusdokinfo adalah semua kegiatan yang berkaitan dengan pengumpulan, pengolahan dan penyimpanan informasi dalam bidang pengetahuan yang berbentuk fakta serta menjadi milik bersama karena dikomunikasikan sebagai bukti atau keterangan.
1.2  Ruang Lingkup Penelitian Pusdokinfo
Menurut Sri Hartinah dalam bukunya Metode Penelitian Perpustakaan menyatakan ruang lingkup Ilmu Perpustakaan dibagi menjadi sepuluh macam :
1.      Teori, metode dan evaluasi temu kembali/balik informasi (information retrieval). Bagian ini meliputi temu kembali informasi, transformasi informasi, artinya informasi dapat berubah bentuk. Bentuk baru diwakili dalam berbagai bentuk yang lazim dikenal dengan sebutan representasi informasi dan analisis informasi.
2.      Bibliometrika yaitu penerapan metode matematika informasi, komunikasi, informasi, ilmu perpustakaan dan statistika terhadap informasi terekam, umumnya terhadap majalah dan buku.
3.      Komunikasi ilmiah dan transfer informasi dalam dunia pengetahuan. Kajian ini membahas proses pencetusan, pengolahan, penyebaran dan penggunaan informasi terutama kalangan ilmuwan
4.      Rancangan bangun atau disain evaluasi sistem informasi. Sistem informasi tidak saja perpustakaan, walaupun perpustakaan  merupakan unsur utama. Adanya berbagai informasi menuntut syarat pembuatan disain yang sesuai dengan kepeluan badan induk serta pemakainya.
5.      Produk serta jasa informasi khusus. Informsi yang dihasilkan oleh berbagai sistem informasi tidak saja terbatas pada penyerahan dokumen , melainkan juga berbagi produk informasi yang telah disesuaikan dengan keperluwan pemakai.
6.      Komputer sebagai gawai (device) olah informasi, khususnya yang berhubungan dengan data bibliografi.
7.      Representasi informasi mencakup pengertian indeks (berbagai jenis indeks tradisional maupun indeks berbantuan komputer), abstrak (baik menggunakan sistem manual maupun dengan bantuan mesin) serta transformasi informasi terekam ke dalam bentuk representasinya, khususnya yang menyangkut data bibliografi.
8.      Pemakai serta penggunaan informasi dalam hal ini kajian terhadap permintaan dan penggunaan informasi oleh pemakai, untuk kerja berbagai sistem informasi (terutama perpustakaan walaupun tidak selalu) terhadap pendayagunaan koleksi mereka untuk kepentingan pemakai, perilaku pemakai dalam mencari informasi.
9.      Berbagai aspek informasi seperti strategi penelusuran informasi, penerapan sistem pakar terhadap informasi.
10.  Peta ilmu perpustakaan dan informasi.[4] 

1.3  Penelitian Dilihat dari Jenisnya, Eksplanasinya, Tempatnya, Sifatnya, dan Metodenya.
a.       Dilihat Dari Jenis Datanya
Penelitian dilihat dari jenis data nya menurut Sedarmayanti dan Syarifudin Hidayat dalam bukunya Metodologi Penelitian mengatakan bahwa penelitian dilihat dari jenis datanya terdapat tiga jenis yaitu kuantitatif, kualitatif dan campuran.[5]
Sedangkan menurut Etta menyatakan bahwa berdasarkan sifat dan tujuan, ada 2  jenis penelitian ditinjau dari jenis data antara lain yaitu :
1.      Penelitian Opini (Opinion Research)
a.       Pengertian
Penelitian opini adalah penelitian terhadap fakta berupa opini atau pendapat orang (responden) data yang diteliti dapat berupa pendapat responden secara individu atau kelompok
b.      Tujuan
Tujuan penelitian adalah menyelidiki pandangan, persepsi, atau penilaian responden terhadap masalah tertentu yang berupa tanggapan responden terhadap diri responden atau kondisi lingkungan dan perubahannya.
2.      Penelitian Empiris (Empirical Research)  
Penelitian Empiris adalah penelitian terhadap fakta empiris yang   diperoleh berdasarkan observasi atau pengalaman. Penelitian empiris umumnya lebih menekankan pada penyelidikan aspek perilaku terhadap opini. Obyek yang diteliti lebih ditekankan pada kejadian sebenarnya daripada persepsi orang mengenai kejadian. Studi kasus dan lapangan serta penelitian eksperimen merupakan contoh tipe penelitian ini.[6]

b.      Dilihat Dari Eksplanasinya
Penelitian dilihat dari eksplanasinya di bagi menjadi tiga yaitu:  Pertama, Deskriptif adalah suatu metode dalam pencarian fakta status sekelompok manusia, suatu obyek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu peristiwa pada masa sekarang dengan interpretasi yang tepat.[7] Kedua, Komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan.[8] Ketiga, Assosiatif adalah penelitian yang mencari hubungan antara satu variabel dengan variabel lain, yaitu simetris, kausal, dan interaktif.[9]
c.       Dilihat Dari Tempatnya
Penelitian dilihat dari tempatnya terdapat tiga macam yaitu laboratorium, perpustakaan, dan lapangan.[10]
d.      Dilihat Dari Sifat Permasalahanya
Sesuai dengan tugas penelitian, yaitu untuk memberikan, menerangkan, meramalkan dan mengatasi permasalahan atau persoalan maka penelitian dapat pula digolongkan dari sudut pandang ini. Menurut Nurul Zuriah dalam bukunya Metodologi Penelitian Sosialisasi dan pendidikan menyatakan bahwa ada  delapan jenis penelitian dari perspektif ini, yaitu sebagai berikut:
1.      Penelitian Historis (Berobjek Masa Lampau)
Penelitian historis yaitu penelitian ditunjukan kepada rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan objektif memahami peristiwa-peristiwa masa lampau tersebut.[11]
2.      Penelitian Deskriptif (Fakta Aktual)
Penelitian deskriptif berusaha memberikan gambaran secara sistematis dan cermat fakta-fakta aktual dan sifat-sifat populasi tertentu.[12]
3.      Penelitian Perkembangan
Penelitian perkembangan meneliti tentang pola dan proses pertumbuhan sebagai fungsi dari waktu tertentu.[13]
4.      Penelitian kasus dan penelitian lapangan
Penelitian kasus memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan terperinci mengenal latar belakang keadaan sekarang yang di permasalahkan dan dikaji dalam penelitian.[14]
5.      Penelitian Korelasional
Penelitian korelasional biasanya dilakukan dengan tujuan untuk melihat hubunga antardua gejala atau lebih.[15]
6.      Penelitian Hubungan Sebab-Akibat (Kausalitas)
Penelitian kausalitas biasanya dilakukan untuk mengkaji kemungkinan hubungan sebab-akibat antara faktor tertentu yang mungkin menjadi penyebab gejala yang diselidiki.[16]
7.      Penelitian Eksperimental
Penelitian yang dilakukan dengan cara melakukan dengan cara melakukan percobaan terhadap kelompok-kelompok eksperimen.[17]
8.      Penelitian Tindakan (Action Research)
Penelitian ini bertujuan mengembangkan keterampilan baru untuk mengatasi kebutuhan dalam dunia kerja atau kebutuhan praktis lainnya. [18]
e.       Dilihat Dari Metodenya
Jenis penelitian dilihat dari segi metodenya dibagi menjadi empat yakni penelitian historis, penelitian filosofis, penelitian observasional, dan penelitian eksperimental.[19]






















BAB II
PEMBAHASAN


2.1   Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
2.1.1        Pengertian Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
Menurut Muslich Anshori dan Sri Iswati dalam bukunya mengatakan bahwa penelitian kualitatif merupakan penelitian yang tidak terstruktur, sedangkan penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang terstruktur dan mengkuantifikasikan data untuk dapat digeneralisasikan.[20] Sedangkan menurut Sedarmayanti dan Syarifudin Hidayat dalam bukunya Metodologi Penelitian menyataka bahwa:
“Penelitian kualitatif / naturalistik adalah penelitian yang dilakukan pada kondisi obyek yang alami, peneliti sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara gabungan, data yang dihasilkan bersifat deskriptif dan analisis data dilakukan secara induktif dan penelitian ini lebih menekankan makna daripada generalisasi”[21].

Sedangkan penelitian kuantitatif adalah Suatu penelitian / metode yang didasari oleh falsafah positivisme yaitu ilmu yang valid, ilmu yang dibangun dari empiris, teramati, terukur, menggunakan logika matematika dan membuat generalisasi atas rerata.[22] Ada juga yang berpendapat bahwa pada pendekatan kuantitatif, responden adalah sumber data dan informasi, sedangkan pada pendekatan kualitatif, informatif sebagai sumber data dan informasi.[23]
2.1.2         Perbedaan Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Dilihat dari Aspek Ontologi, Epistimologi, dan Aksiologi
1.      Ontologi (hakikat dasar gejala sosial)
a.       Kuantitatif
Penelitian kuantitatif menganggap bahwa gejala sosial bersifat riil dan memiliki pola yang hampir sama.[24] Sehingga dapat disimpulkan bahwa gejala sosial memiliki sifat-sifat umum yang hampir sama.
b.      Kuantitatif
Gejala sosial disusun melalui definisi hasil pemaknaan dan interpretasi individu secara subjektif.[25]
2.      Epistimologi (hakikat dasar ilmu pengetahuan dan kaitan dengan nilai)
a.       Kuantitatif
Bebas nilai. Artinya, peneliti memiliki kebebasan dalam menentukan berbagai kriteria untuk menilai gejala sosial atau variabel yang akan diteliti.[26] Penilaian peneliti ini tidak dapat dipengaruhi oleh penilaian orang lain (responden)
b.      Kualitatif
Tidak bebas nilai (subjektif). Peneliti kualitatif berupaya untuk mendefinisikan penilaian atau pemaknaan orang lain (informan).[27] Peran peneliti dalam hal ini lebih bersifat pasif, artinya ia tidak memaksakan suatu nilai tertentu kepada informan, justru ia berupaya menjelaskan bagaimana pandangan orang lain mengenai gejala sosial tertentu.
3.      Aksiologi (manfaat)
a.       Kuantitatif
Menemukan hukum universal, penelitian kuantitatif berupaya mencari hukum-hukum serta pola-pola yang bersifat universal, umum, dan dapat diberlakukan dimana saja dalam semua konteks.[28]
b.      Kualitatif
Menemukan arti pemahaman, maksudnya penelitian kualitatif berupaya untuk memahami bagaimana individu memaknai atau mendefinisikan gejala sosial atau objek yang berada di dalam atau diluar darinya.[29]
2.1.3        Subjek dan Objek Penelitian
Berikut ini akan diberikan penjelasan tentang obyek dan subyek penelitian:
·         Obyek penelitian
Obyek penelitian adalah sesuatu yang dikenai penelitian atau sesuatu yang diteliti.[30] Dalam penelitian kuantitatif, obyek penelitian adalah variabel yang diteliti.
·         Subyek penelitian
Subyek penelitian adalah subyek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti.[31] Subjek penelitian juga bisa merupakan tempat dimana obyek (variabel) berada atau melekat. Jika bicara tentang unit analisis, yakni subyek yang menjadi pusat perhatian atau sasaran peneliti.
Untuk menjelaskan hal ini, maka akan saya berikan contoh sebagai berikut: Seorang peneliti akan meneliti tentang pengaruh harga buku terhadap penjualan buku pada tahun 2015. Maka, dalam penelitian ini yang menjadi obyek penelitian atau yang menjadi variabel adalah harga buku dan penjualan buku. Sedangkan yang sebagai subyek penelitiannya adalah kaos (yang memiliki harga dan penjualan adalah kaos). Oleh karena itu, buku tidak bisa memberikan informasi tentang harga dan penjualan yang terjadi, maka peneliti mencari sumber data. Dalam hal ini sumber data bisa penjual buku tersebut. Sehingga penjual buku dalam hal ini dikatakan sebajai responden yang berperan sebagai sumber data (bukan subyek penelitian).
2.1.4        Variabel dan Indicator
Menurut Sugiyono variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.[32]
Macam-macam variabel
Menurut sugiyono dalam bukunya Metode Penelitian kuantitatif, kualitatif dan R & D menyebutkan bahwa macam-macam variabel menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain maka macam-macam variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi:
a.       Variabel independen
Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, antecedent. Dalam bahasa indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).
b.      Variabel dependen
Variabel ini sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.
c.       Variabel moderator
Variabel moderator adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat dan memperlemah) hubungan antara variabel independen dengan dependen.
d.      Variabel intervening
Variabel ini merupakan variabel penyela/antara yang terletak di antara variabel independen tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel dependen.
e.       Variabel kontrol
Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh variabel independen terhadap dependen tidak di pengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti.[33 
       Sedangkan indikator adalah variabel yang dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan atau kemungkinan dilakukan pengukuran terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu.[34] Indikator harus bersifat  Sederhana, indikator yang ditetapkan sedapat mungkin sederhana dalam pengumpulan data maupun dalam rumus penghitungan untuk mendapatkannya. Tepat Waktu, indikator yang ditetapkan harus dapat didukung oleh pengumpulan dan pengolahan data serta pengemasan informasi yang waktunya sesuai dengan saat pengambilan keputusan dilakukan. Terukur, indikator yang ditetapkan harus mempresentasikan informasinya dan jelas ukurannya sehingga dapat digunakan untuk perbandingan antara satu tempat dengan tempat lain atau antara satu waktu dengan waktu lain agar memudahkan dalam memperoleh data.  Bermanfaat, indikator yang ditetapkan harus bermanfaat untuk kepentingan pengambilan keputusan. Terpercaya,indikator yang ditetapkan harus dapat didukung oleh pengumpulan data yang baik, benar dan teliti.
2.1.5        Permasalahan penelitian (pengertiannya dan sumber-sumber permasalahan)
Menurut Sugiyono masalah dapat diartikan sebagai penyimpangan antara yang seharusnya dengan apa yang benar-benar terjadi, antara teori dengan praktek, antara aturan dengan pelaksanaan, antara rencana dengan pelaksanaan.[35] Berikut ini adalah sumber-sumber permasalahan dari penelitian:
Masalah dapat diketahui  apabila terdapat hal-hal sebagai berikut:
1.      Terdapat penyimpangan antara pengalaman dan kenyataan.
2.      Terdapat penyimpangan antara apa yang telah direncanakan dengan kenyataan.
3.      Ada pengaduan
4.      Ada kompetisi
2.2  Populasi dan Sampel
2.2.1        Pengertian Populasi
         Terdapat perbedaan yang mendasar antara penelitian kualitatif dan kuantitatif dalam hal pengertian populasi dan sampel. Dalam penelitian kuantitatif populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.[36] Adapun pendapat lain dalam pengertian populasi dikatakan bahwa populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subyek itu.[37]
         Dari dua pendapat diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa populasi merupakan obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian. Sedangkan dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi melainkan dikatakan sebagai social situation atau situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen yaitu : tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis. Namun, tidak hanya tertuju pada social situation atau situasi sosial saja tetapi juga bisa berupa peristi alam, tumbuh-tumbuhan, binatang, kendaraan dan sejenisnya.
2.2.2        Sampel dan Teknik Penentuan  Sampling
1.   Sampel
      Sampel secara sederhana diartikan sebagai bagian dari populasi yang menjadi sumber data sebenarnya dalam suatu penelitian. Dengan kata lain sampel adalah sebagian dari populasi untuk mewakili seluruh populasi. Menurut sugiyono dalam bukunya Metode Penelitian kuantitatif, kualitatif dan R & D mengatakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.[38] Adapun pendapat lain yang mengatakan bahwa populasi adalah himpunan yang lengkap dari satuan atau individu yang karakteristiknya ingin kita ketahui.[39] Menurut Riduan ada dua jenis populasi, yaitu populasi terbatas dan populasi tidak terbatas (tak terhingga). Pertama, Populasi terbatas adalah mempunyai sumber data yang jelas batas nya secara kuantitatif sehingga dapat dihitung jumlahnya. Contoh:
-          Jumlah penduduk kota bandung 2.500.000 jiwa
-          Jumlah 500 mahasiswa yang mendapat beasiswa program JPS di Sumatera Barat.
-          Jumlah 1.490 guru SD di Yogyakarta mengikuti prajabatan.
                 Kedua, Populasi tak terbatas yaitu sumber datanya tidak dapat ditentukan batas-batasnya sehingga relatif tidak dapat dinyatakan dalam bentuk jumlah.
                        Berdasarkan sifatnya populasi dapat digolongkan menjadi homogen dan heterogen. Populasi homogen adalah sumber data yang unsurnya memiliki sifat yang sama sehingga tidak perlu mempersoalkan jumlahnya secara kuantitatif. Sedangkan populasi heterogen adalah sumber data yang unsurnya memiliki sifat atau kedaan yang berbeda (bervariasi) sehingga perlu di tetapkan batas-batasnya, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Dengan meneliti secara sempel diharapkan hasil yang telah diperoleh akan memberikan kesimpulan dan gambaran yang sesuai dengan karakteristik populasi. Adapun keuntungan menggunakan sampel antara lain:
a.             Memudahkan peneliti karena jumlah sampel lebih sedikit dibandingkan dengan menggunakan populasi, selain itu bila populasinya terlalu besar dikhawatirkan akan terlewati
b.             Penelitian lebih efisien (dalam penghematan uang, waktu, dan tenaga).
c.             Lebih teliti dan cermat dalam pengumpulan data, artinya jika subjeknya banyak dikhawatirkan adanya bahaya bias dari orang yang mengumpulkan data, karena sering dialami oleh staf bagian pengumpulan data mengalami kelelahan sehingga pencatatan data tidak akurat.
d.            Penelitian lebih efektif, jika penelitian bersifat destruktif (merusak) yang menggunakan spesemen akan hemat dan bisa dijangkau tanpa merusak semua bahan yang ada serta bisa digunakan untuk menjaring populasi yang jumlahnya banyak. Sedangkan besar kecilnya sampel yang diambil akan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: besar biaya yang tersedia, tenaga (orang) yang ada, waktu dan kesempatan peneliti, serta peralatan yang digunakan dalam pengambilan sampel.[40]
2.   Teknik penentuan Sampling
                  Teknik pengambilan sampel atau teknik sampling adalah suatu cara mengambil sampel yang yang representatif dari populasi. Pengambilan sampel ini harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benar dapat mewakili dan dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Ada dua macam teknik pengambilan sampling dalam penelitian yang umum dilakukan yaitu sebagai berikut:

A.    Probability Sampling.
            Probability sampling ialah teknik sampling untuk memberikan peluang yang sama pada setiap anggota sampel.[41] Teknik ini meliputi :
1.      Simpel Random sampling
Simpel random sampling ialah cara pengambilan sampel dari anggota dengan menggunakan dari anggota populasi dengan menggunakan acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan) dalam anggota populasi tersebut.
2.      Proportionate stratifie random sampling
Proportionate stratifie random sampling ialah pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak dan berstrata secara proporsional, dilakukan sampling ini apabila anggota populasinya heterogen (tidak sejenis).
3.      Disproportionate stratified random sampling
Disproportionate stratified random sampling ialah pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak dan berstrata tetapi sebagian ada yang kurang proporsional pembagiannya, dilakukan sampling ini apabila anggota populasinya heterogen (tidak sejenis)
4.      Area sampling (sampling daerah/wilayah)
Area sampling ialah teknik sampling yang dilakukan dengan cara mengambil wakil dari setiap daerah/wilayah geografis yang ada.
B.     Nonprobability Sampling
            Nonprobability sampling ialah teknik sampling yang tidak memberikan kesempatan (peluang) pada setiap anggota populasi untuk dijadikan anggota sampel.[42] Teknik Nonprobability Sampling, antara lain:
1.      Sampling sistematis
Sampling sistematis ialah pengambilan sampel didasarkan atas urutan dari populasi yang telah diberi nomor urut atau anggota sampel diambil dari populasi pada jarak interval waktu, ruang dengan urutan seragam.
2.      Sampling kuota
Sampling kuota ialah teknik penentuan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (jatah) yang dikehendaki atau pengambilan sampel yang didasarkan pada pertimbangan –pertimbangan tertentu dari peneliti.
3.      Sampling aksidental
Sampling aksidental ialah teknik penentuan sampel berdasarkan faktor spontanis, artinya siapa saja yang secara tidak sengaja bertemu dengan peneliti dan sesuai dengan karakteristiknya maka orang tersebut dapat digunakan sebagai sampel (responden).
4.      Purposive sampling
Purposive sampling yang dikenal juga dengan sampling pertimbangan ialah teknik sampling yang digunakan peneliti jika peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu didalam pengambilan sampelnya atau penentuan sampel untuk tujuan tertentu. Hanya mereka yang ahli yang patut memberikan pertimbangan untuk pengambilan sampel yang diperlukan.
5.      Sampling jenuh
Sampling jenuh ialah teknik pengambilan sampel apabila semua populasi digunakan sebagai sampel dan dikenal juga dengan istilah sensus. Sampling jenuh dilakukan bila populasinya kurang dari 30 orang.
6.      Snowball sampling
Snowball sampling ialah teknik sampling yang semula berjulmlah kecil kemudian anggota sampel (responden) mengajak para sahabatnya untuk dijadikan sampel dan seterusnya sehingga jumlah sampel semakin membengkak jumlahnya seperti (bola salju yang sedang menggelinding semakin jauh semakin besar).
                  Dalam Nonprobability sampling penelitian kualitatif, teknik sampling yang sering digunakan adalah purposive sampling dan snowball sampling.
2.3  Teori dalam Penelitian
2.3.1        Pengertian teori
Menurut Putu Laxman Pendit dalam artikel ilmiahnya yang berjudul  Penggunaan Teori dalam Penelitian Ilmu Perpustakaan & Informasi ia mengatakan bahwa Jika kita bicara tentang penelitian ilmiah, maka bentuk paling kongkrit dari sebuah teori adalah sebuah pernyataan tertulis, sebagaimana yang dapat kita baca sebagai bagian dari sebuah buku teks atau bagian dari artikel di jurnal ilmiah. Kita lalu mengutipnya, dan menyebut siapa penulis atau pencetusnya.[43]
Menurut Sugiyono teori adalah alur logika atau penalaran yang merupakan seperangkat konsep, definisi, dan proposisi yang disusun secara sistematis.[44] Teori juga bisa disimpulkan sebagai suatu konseptualisasi yang umum yang diperoleh melalui cara yang sistematis dan harus dapat diuji kebenarannya.
2.3.2        Dasar pemilihan teori
Semua penelitian itu bersifat ilmiah, oleh karena itu semua peneliti harus berbekal teori. Dalam penelitian kuantitatif, teori yang digunakan harus sudah jelas, karena teori disini akan berfungsi untuk memperjelas masalah yang diteliti, sebagai dasar untuk merumuskan hipotesis, dan sebagai referensi untuk menyusun instrumen penelitian. Oleh karena itu landasan teori dalam proposal penelitian kuantitatif harus sudah jelas teori apa yang akan dipakai. Dalam landasan teori perlu dikemukakan deskripsi teori, dan kerangka berfikir, sehingga selanjutnya dapat dirumuskan hipotesis dan instrumen penelitian.
2.3.3        Fungsi Teori dalam Kuantitatif dan Kualitatif
Dalam penelitian kuantitatif, teori sangat menentukan arah penemuan kebenaran penelitian, karena teori berfungsi sebagai sumber hipotesis dan panduan dalam pengumpulan data. Sebagai sumber hipotesis, teori mengarahkan pengujian yang dilakukan dalam penelitian. Teori juga berfungsi mengarahkan pengumpulan data. Data yang akan dikumpulkan digunakan untuk menguji hipotesis yang didasarkan pada teori. Pengumpulan data dalam penelitian kuantitatif dilakukan dengan cara mengukur. Dalam pengembangan alat ukur, teori mengarahkan pada penetapan definisi yang jelas tentang variabel yang hendak diukur. Butir-butir instrumen alat ukur dikembangkan berdasarkan definisi konsep, operasional, indikator, dan kisi-kisi instrumen.[45]
Teori ini juga didukung oleh pernyataan Sugiyono yang menyatakan Dalam penelitian kuantitatif, teori yang digunakan harus sudah jelas, karena teori disini akan berfungsi untuk memperjelas masalah yang diteliti, sebagai dasar untuk merumuskan hipotesis, dan sebagai referensi untuk menyusun instrumen penelitian.[46]
Dan dalam kaitannya dengan kegiatan penelitian, maka fungsi teori yang pertama digunakan untuk memperjelas dan mempertajam ruang lingkup, atau konstruk variabel yang akan diteliti. Fungsi teori yang kedua (prediksi atau pemandu untuk menemukan fakta) adalah untuk merumuskan hipotesis dan menyusun instrumen penelitian, karena pada dasarnya hipotesis itu merupakan pernyataan yang bersifat prediktif. Selanjutnya fungsi teori yang ke tiga (kontrol) digunakan mencandra dan membahas hasil penelitian, sehingga selanjutnya digunakan untuk memberikan saran dalam upaya pemecahan masalah.


























BAB III
PENUTUP

3.1     Kesimpulan
            Berdasarkan hasil analisis data maka dapat disimpulkan bahwa penelitian pusdokinfo adalah semua kegiatan yang berkaitan dengan pengumpulan, pengolahan dan penyimpanan informasi dalam bidang pengetahuan yang berbentuk fakta serta menjadi milik bersama karena dikomunikasikan sebagai bukti atau keterangan. Sedangkan pengertian penelitian kualitatif / naturalistik adalah penelitian yang dilakukan pada kondisi obyek yang alami, peneliti sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara gabungan, data yang dihasilkan bersifat deskriptif dan analisis data dilakukan secara induktif dan penelitian ini lebih menekankan makna daripada generalisasi. Serta penelitian kuantitatif adalah Suatu penelitian / metode yang didasari oleh falsafah positivisme yaitu ilmu yang valid, ilmu yang dibangun dari empiris, teramati, terukur, menggunakan logika matematika dan membuat generalisasi atas rerata.
          Adapun pengertian obyek penelitian adalah sesuatu yang dikenai penelitian atau sesuatu yang diteliti. Serta subyek penelitian adalah subyek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti. Kemudian, variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan indikator adalah variabel yang dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan atau kemungkinan dilakukan pengukuran terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu.
          Masalah dapat diartikan sebagai penyimpangan antara yang seharusnya dengan apa yang benar-benar terjadi, antara teori dengan praktek, antara aturan dengan pelaksanaan, antara rencana dengan pelaksanaan. Masalah dapat diketahui  apabila terdapat hal-hal seperti terdapat penyimpangan antara pengalaman dan kenyataan, terdapat penyimpangan antara apa yang telah direncanakan dengan kenyataan, ada pengaduan, dan ada kompetisi.
          Sampel secara sederhana diartikan sebagai bagian dari populasi yang menjadi sumber data sebenarnya dalam suatu penelitian. Sedangkan populasi dalam penelitian kuantitatif diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Teknik pengambilan sampel atau teknik sampling adalah suatu cara mengambil sampel yang yang representatif dari populasi.
          Teori adalah alur logika atau penalaran yang merupakan seperangkat konsep, definisi, dan proposisi yang disusun secara sistematis. Dalam penelitian kuantitatif, teori sangat menentukan arah penemuan kebenaran penelitian, karena teori berfungsi sebagai sumber hipotesis dan panduan dalam pengumpulan data. Sebagai sumber hipotesis, teori mengarahkan pengujian yang dilakukan dalam penelitian. Teori juga berfungsi mengarahkan pengumpulan data. Data yang akan dikumpulkan digunakan untuk menguji hipotesis yang didasarkan pada teori. Pengumpulan data dalam penelitian kuantitatif dilakukan dengan cara mengukur. Dalam pengembangan alat ukur, teori mengarahkan pada penetapan definisi yang jelas tentang variabel yang hendak diukur. Butir-butir instrumen alat ukur dikembangkan berdasarkan definisi konsep, operasional, indikator, dan kisi-kisi instrument.
3.2     Saran
          Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kekuatan jasmani dan rohani, sehingga penulisan makalah ini dapat terselesaikan dengan kemampuan dan keterbatasan yang penulis miliki. Sejalan dengan hal tersebut kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam makalah ini. Akhirnya semoga Allah SWT memberikan kekuatan kepada kita semua, sehingga dapat memanfaatkan ilmu yang kita miliki dan semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua, amin amin ya rabbal’alamin.




DAFTAR PUSTAKA



Andriani, Durri. 2014. Metodologi Penelitian. Tangerang Selatan:  Universitas       Terbuka.
Anshori, Muslich dan Sri Iswati. 2009. Buku Ajar Metodologi Penelitian Kuantitatif. Surabaya: Airlangga University Press.
Azril, Sudarto. 2013. Indikator, Dimensi, Konsep, Proposisi dan Teori. http://sudartoazril.blogspot.co.id/2013/07/indikator-dimensi-konsep-proposisi-dan_588.html. Akses 18 Oktober 2015.
Etta dan Sopiah. 2010. Metodologi Penelitian : Pendekatan Praktis dalam Penelitan. Yogyakarta: Andi.
Hafidzatul, Rizka. Tugas Teknologi Informasi “Pusdokinfo”. https://rizkahafidzatul.wordpress.com/2013/04/page/2/. Akses 18 Oktober 2015.

Hartinah, Sri. 2014. Metode Penelitian Perpustakaan. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

Martono, Nanang. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif : Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder. Jakarta: Rajawali.

Patilima, Hamid. 2013. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung:  Alfabeta.

Pendit, Putu Laxman. Penggunaan Teori dalam Penelitian Ilmu Perpustakaan & Informasi. http://eprints.rclis.org/17564/1/Penggunaan%20Teori%20dalam%20Penelitian%20Ilmu%20Perpustakaan.pdf. Akses 18 Oktober 2015.

Riduwan. 2014. Dasar-dasar Statistik. Bandung: Alfabeta.
Sedarmayanti dan Syarifudin Hidayat. 2011. Metodologi Penelitian. Bandung: Mandar Maju.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung:
                 Alfabeta.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian kuantitatif, kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Susanti, Rini. April 2007, “Fungsi Teori dalam Penelitian KuantitatifJurnal Teknodik, vol. XI no. 20, https://lib.atmajaya.ac.id/default.aspx?tabID=61&id=203342&src=a, 19 Oktober 2015.
Zuriah, Nurul. 2009. Metododologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara.





[1] Muslich Anshori dan Sri Iswati, Buku Ajar Metodologi Penelitian Kuantitatif, Airlangga University Press, Surabaya, 2009. hlm. 1.
[2] Durri Andriani, Metodologi Penelitian,  Universitas Terbuka, Tangerang Selatan, 2014. hlm. 1.3.
https://rizkahafidzatul.wordpress.com/2013/04/page/2/, akses 18 Oktober 2015.
[4] Sri Hartinah, Metode Penelitian Perpustakaan, Universitas Terbuka, Tangerang Selatan, 2014. hlm. 1.9.
[5] Sedarmayanti dan Syarifudin Hidayat, Metodologi Penelitian, Mandar Maju, Bandung, 2011. hlm. 31-32.
[6] Etta dan Sopiah, Metodologi Penelitian : Pendekatan Praktis dalam Penelitan, Andi, Yogyakarta, 2010. hlm. 10.
[7] Sedarmayanti dan Syarifudin Hidayat, Metodologi Penelitian, Mandar Maju, Bandung, 2011. hlm. 33.
[8] Ibid, hlm. 34.
[9] Ibid, hlm. 34.
[10] Ibid, hlm. 32.
[11] Nurul Zuriah, Metododologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta, 2009. hlm. 13.
[12] Ibid, hlm. 14.
[13] Ibid.
[14] Ibid, hlm. 15.
[15] Ibid.
[16] Ibid.
[17] Ibid, hlm. 16
[18] Ibid.
[19] Ibid, hlm. 13.
[20]  Muslich Anshori dan Sri Iswati, Buku Ajar Metodologi Penelitian Kuantitatif, Airlangga University Press, Surabaya, 2009. hlm. 13.
[21] Sedarmayanti dan Syarifudin Hidayat, Metodologi Penelitian, Mandar Maju, Bandung, 2011. hlm. 33.
[22] Ibid, hlm.35.
[23] Hamid Patilima, Metode Penelitian Kualitatif, Alfabeta, Bandung , 2013. hlm. 1.
[24] Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif : Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder, Rajawali, Jakarta, 2012. Hlm. 21.
[25] Ibid, hlm. 22.
[26] Ibid.
[27] Ibid, hlm. 22-23.
[28] Ibid, hlm. 24-25.
[29] Ibid.
[30] Muslich Anshori dan Sri Iswati, Buku Ajar Metodologi Penelitian Kuantitatif, Airlangga University Press, Surabaya, 2009. hlm. 108.
[31] Ibid.
[32] Sugiyono, Metode Penelitian kuantitatif, kualitatif dan R & D, Alfabeta, Bandung, 2014. hlm. 38.
[33] Ibid, hlm. 38-41.
[34] “Indikator, Dimensi, Konsep, Proposisi dan Teori, ” http://sudartoazril.blogspot.co.id/2013/07/indikator-dimensi-konsep-proposisi-dan_588.html, akses 18 Oktober 2015.
[35] Sugiyono, Metode Penelitian kuantitatif, kualitatif dan R & D, Alfabeta, Bandung, 2014. hlm. 32.
[36] Sugiyono, Metode Penelitian kuantitatif, kualitatif dan R & D, Alfabeta, Bandung, 2014. hlm. 80.
[37] Muslich Anshori dan Sri Iswati, Buku Ajar Metodologi Penelitian Kuantitatif, Airlangga University Press, Surabaya, 2009.  hlm. 92.

[38] Sugiyono, Metode Penelitian kuantitatif, kualitatif dan R & D, Alfabeta, Bandung, 2014. hlm. 81.
[39] Durri Andriani, Metodologi Penelitian,  Universitas Terbuka, Tangerang Selatan. 2014, hlm. 4.3.

[40] Riduan, Dasar-dasar Statistika, Alfabeta, Bandung, 2014. hlm. 10-11.
[41] Ibid, hlm. 8.
[42] Ibid, hlm. 16.
[43] Putu Laxman Pendit, “Penggunaan Teori dalam Penelitian Ilmu Perpustakaan & Informasi,” http://eprints.rclis.org/17564/1/Penggunaan%20Teori%20dalam%20Penelitian%20Ilmu%20Perpustakaan.pdf, akses 18 Oktober 2015.
[44] Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi, Alfabeta, Bandung, 2012. hlm. 85.
[45] Rini Susanti, “Fungsi Teori dalam Penelitian KuantitatifJurnal Teknodik, vol. XI no. 20 (Apr. 2007),  page 172-194.
[46] Sugiyono, Metode Penelitian kuantitatif, kualitatif dan R & D, Alfabeta, Bandung, 2014. hlm. 57.